KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan
makalah tentang laporan hasil pengamatan yang berjudul “Praktikum Uji Seliwanoff”. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Pangan.
Dalam makalah ini terdapat uraian laporan tentang deskripsi susu murni dan keju, kandungan gizi, serta pembahasan terhadap pengamatan yang telah dilakukan.
Dalam makalah ini terdapat uraian laporan tentang deskripsi susu murni dan keju, kandungan gizi, serta pembahasan terhadap pengamatan yang telah dilakukan.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita.
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan, karena kami masih dalam tahap pembelajaran.
Bumi Siliwangi, 17 Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana perubahan warna yang
terjadi pada sampel setelah diberikan larutan seliwanoff?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui perubahan yang
terjadi pada sampel yang diberikan larutan seliwanoff
b. Untuk mengetahui penyebab
perubahan yang terjadi pada sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan
kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa dan produk
tanaman lainnya melalui proses yang dinamakan dengan fotosintesis. Umumnya
karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H2O)n dengan perbandingan C : H : O
adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C6H12O6 yang juga dapat ditulis dengan
C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen, fosfor dan
sulfur.
Dibagi 3
golongan :
- Monosakarida
* karbohidrat paling sederhana
* tidak dapat diuraikan dgn cara
hidrolisis
Contoh
|
||
Aldosa
|
Ketosa
|
|
Atom
C3 (triosa)
|
gliserosa
|
dihidroksiaseton
|
C4
(tetrosa)
|
eritrosa
|
eritrulosa
|
C5
(pentosa)
|
ribosa
|
ribulosa
|
C6
(heksosa)
|
glukosa
|
fruktosa
|
2. Disakarida :
terdiri dari 2 monosakarida
* Sukrosa
: glukosa + fruktosa
* Laktosa
: galaktosa + glukosa
* Maltosa
: glukosa + glukosa
3. Oligosakarida
: terdiri dari 3 – 6 monosakarida
4. Polisakarida
: > 6 monosakarida
* Amilum ( tepung )
* Glikogen polimer glukosa
* Dekstrin
* Selulosa
2.2 Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah
sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari
aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula
tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa.
Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini
didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi
daripada aldosa.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri
dari resorsinol dan asam
klorida pekat:
§ Asam
reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula
sederhana.
§ Ketosa
yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan
zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua
jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena
ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan
glukosa. (Wikipedia)
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 SUSU
Hari Ke-
|
Kulkas
|
Ruangan
|
Freezer
|
1
|
Belum terjadi perubahan
|
Belum terjadi perubahan
|
Belum terjadi perubahan
|
2
|
Terjadi penggumpalan tapi hanya sedikit, warna
putih, aroma masih seperti susu segar
|
Sudah terdapat penggumpalan dan susu sudah
terpisah menjadi air dan skim
|
Susu beku, aroma susu segar, warna putih
|
3
|
Warna
putih tapi susu dan skim sudah mulai terpisah
|
Sudah tercium aroma yang asam dari susu,
penggumpalan pada susu dan skim dan air sudah terpisah, warnanya putih
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih
|
4
|
Susu berwarna putih, hampir seperti warna air,
penggumpalan hanya ada ditengah dan di sisi dalam gelas,aromanya hampir asam
|
Susu
sudah terdapat banyak mikroorganisme (belatung), aromanya asam, warna
putikekuning-kuningan, penggumpalan dan berbusa
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih
|
5
|
Terdapat
pemisahan antara air dan susu, warna terpisah antara putih dan
kuning-kekuningan berada di tengah, aromanya tercium sudah asam
|
Penggumpalan pada susu, banyak terdapat
mikroorganisme (belatung) berkumpul pada satu tempat (ditengah) aromanya asam
menyengat, terdapat semut, warna putih kekuning-kuningan
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih
|
6
|
Susu
sudah mulai beku, aromanya asam,warna putih
|
Penggumpalan
pada susu banyak mikroorganisme (belatung) dan mulai keluar dari dalam gelas,
volume susu berkurang, warna putih kekuning-kuningan
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih
|
7
|
Susu
sudah mulai beku, aromanya asam,warna putih
|
Belatung
semakin banyak, volume susu berkurang, warna putih kekuning-kuningan
|
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar,
warna putih
|
8
|
Aroma
susu sudah mulai bau tengik,warna putih kekuning-kuningan
|
Belatung
semakin banyak, volume susu berkurang, warna putih kekuning-kuningan
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih
|
9
|
Aroma susu bau tengik,warna putih
kekuning-kuningan
|
Belatung semakin banyak dan keluar dari gelas, bau busuk
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih
|
10
|
Aroma susu bau tengik,warna putih
kekuning-kuningan
|
Bau sangat menyengat, belatung sudah menyebar, dan
warnakuning kecoklatan
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih
|
11
|
Aroma
susu bau tengik,warna putih kekuning-kuningan
|
Bau sangat menyengat, belatung sudah menyebar, dan
warnakuning kecoklatan
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih
|
12
|
Susu beku terdapat retakan-retakan, aroma bau
tengik, warnanya mulai kuning
|
Susu sudah sangat rusak dan banyak sekali
belatung, warna coklat, dan bau busuknya menyengat
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih
|
13
|
Susu
beku terdapat retakan-retakan, aroma bau tengik, warnanya kuning
|
Susu sudah sangat rusak dan banyak sekali
belatung, warna coklat, dan bau busuknya menyengat
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih
|
14
|
Susu
beku dan sudah banyak ada retak-retakan pada susu, aromanya bau tengik,
warnanya kuning
|
Susu sudah sangat rusak dan banyak sekali
belatung, warna coklat, dan bau busuknya menyengat
|
Tidak
ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih
|
3.2 KEJU
Hari
ke-
|
Suhu
|
Warna
|
Tekstur
|
Aroma
|
|
Freezer
|
Mulai putih
|
Mulai mengeras
|
Mulai
menghilang
|
1
|
Kulkas
|
Mulai kuning
|
Tetap
|
Tetap
|
|
Ruang
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
|
Freezer
|
Hampir Putih
|
Hampir
mengeras
|
Hampir hilang
|
2
|
Kulkas
|
Hampir Kuning
|
Mulai mengeras
|
Tetap
|
|
Ruang
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
|
Freezer
|
Semakin memutih
|
Semakin keras
|
Semakin hilang
|
3
|
Kulkas
|
Semakin
menguning
|
Keras dan
permukaan kasar
|
Mulai
menyengat
|
|
Ruang
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
|
Freezer
|
Warna Putih
30 %
|
Keras
30%
|
Tidak ada
aroma
|
4
|
Kulkas
|
Warna Kuning
30%
|
Keras
10%
|
Hampir
menyengat
|
|
Ruang
|
Tetap
|
Mulai Lunak
|
Tetap
|
|
Freezer
|
Putih 35%
|
Keras 35 %
|
Netral
|
5
|
Kulkas
|
Kuning 35%
|
Keras 20%
|
Semakin
menyengat
|
|
Ruang
|
Mulai
menguning
|
Lunak
|
Tetap
|
|
Freezer
|
Putih 40%
|
Keras 40 %
|
0%
|
6
|
Kulkas
|
Kuning 40 %
|
Keras 20%
|
Aroma keju
menyengat
|
|
Ruang
|
Hampir
menguning
|
Mulai mengeras
|
Mulai hilang
|
|
Freezer
|
Putih 45%
|
Keras 45%
|
0%
|
7
|
Kulkas
|
Kuning 45%
|
Keras 25%
|
Aroma keju
semakin terasa
|
|
Ruang
|
Semakin
menguning
|
Hampir
mengeras
|
Hampir hilang
|
|
Freezer
|
Putih 50%
|
Keras 50%
|
0%
|
8
|
Kulkas
|
Kuning 50%
|
Keras 30%
|
Aroma keju 30%
|
|
Ruang
|
Hampir
menguning
|
Mengeras 10%
|
Aroma keju 20%
|
|
Freezer
|
Putih 55%
|
Keras 55%
|
0%
|
9
|
Kulkas
|
Kuning 55%
|
Keras 35%
|
Aroma keju 35%
|
|
Ruang
|
Kuning 25%
|
Keras 15%
|
Aroma keju 25%
|
|
Freezer
|
Putih 60%
|
Keras 60%
|
0%
|
10
|
Kulkas
|
Kuning mulai
kecoklatan
|
Keras 40%
|
Aroma keju 40%
|
|
Ruang
|
Kuning 30%
|
Keras 20%
|
Aroma keju 30%
|
|
Freezer
|
Putih 65%
|
Keras 70%
|
0%
|
11
|
Kulkas
|
Kuning 65%
Coklat 35%
|
Keras 50%
|
Aroma keju 50%
|
|
Ruang
|
Kuning 35%
|
Keras 30%
|
Aroma keju 40%
|
|
Freezer
|
Putih 70%
|
Keras 75%
|
0%
|
12
|
Kulkas
|
Kuning 70%
|
Keras 55%
|
Aroma keju 60%
|
|
Ruang
|
Kuning 40%
|
Keras 35%
|
Aroma keju 45%
|
|
Freezer
|
Putih 70%
|
Keras 75%
|
0%
|
13
|
Kulkas
|
Kuning 70%
|
Keras 55%
|
Aroma keju 60%
|
|
Ruang
|
Kuning 40%
|
Keras 35%
|
Aroma keju 45%
|
|
Freezer
|
Putih 70%
|
Keras 75%
|
0%
|
14
|
Kulkas
|
Kuning 70%
|
Keras 55%
|
Aroma keju 60%
|
|
Ruang
|
Kuning 40%
|
Keras 35%
|
Aroma keju 45%
|
Catatan : Di
hari ke-10 suhu ruang terdapat kapang.
Selama penyimpanan parameter-parameter
mutu (kandungan kimia,
mikrobiologis
dan organoleptik) akan berubah oleh adanya pengaruh lingkungan
misalnya
suhu, kelembaban dan tekanan udara atau komposisi makanan bahan itu
sendiri.
Suhu penyimpanan produk bahan pangan akan mempengaruhi jenis
bakteri
yang mungkin berkembang dan menyebabkan kerusakan. Suhu rendah
sering
digunakan untuk memperlambat kecepatan perkembangbiakan bakteri
(Buckle
et al., 1987).
Terkait
dengan data yang sudah kita dapatkan selama masa pengamatan jelas terjadi
perubahan yang signifikan diantara ketiga tempat yang dipilih. Dan selama itu
pula kerusakan bahan pangan terjadi. Mikroba merupakan penyebab kerusakan dan
kebusukan pangan dapat ditemukan di tanah, air dan udara.
Tumbuhnya
mikroba di dalam bahan pangan dapat mengubah komposisi bahan pangan, dengan
cara : menghidrolisis pati dan selulosa menjadi fraksi yang lebih kecil; menyebabkan
fermentasi gula; menghidrolisis lemak dan menyebabkan ketengikan; serta
mencerna protein dan menghasilkan bau busuk dan amoniak. Beberapa mikroba dapat
membentuk lendir, gas, busa, warna, asam, toksin, dan lainnya. Mikroba menyukai
kondisi yang hangat dan lembab.
3.3 KERUSAKAN SUSU
1. Pengasaman dan penggumpalan
LAKTOSA
|
ASAM
LAKTAT
|
LAKTOSA
|
FERMENTASI
|
KOAGULASI
|
2.
Berlendir
-
Sifat : kental, ropy, gummy
-
Produksi ekstra seluler
3.
Penggumpalan tanpa pengasaman (sweet curding)
-
Oleh bakteri Bacillus cereus
-
Mengurai P-lipida pada membran
butiran lemak sehingga
lemak
berkoalisi dan memisah ke permukaan
3.4 KERUSAKAN KEJU
Faktor yang mempengaruhi proses
pendinginan bahan pada keju adalah suhu,
kecepatan
udara dalam ruang pendinginan, komposisi atmosfer serta ada tidaknya sinar
ultra violet. Dianjurkan untuk mempertahankan suhu pendingin di bawah 5.6oC
(42oF) agar dapat mengganggu pertumbuhan mikroba psikrofilik dan mencegah
pertumbuhan mikroba pathogen. Beberapa diantaranya dapat tumbuh pada suhu
7.78oC seperti misalnya Staphylococcus ureus. Ruang pendinginan memerlukan
kondisi kelembaban yang sesuai karena perubahan kelembaban yang besar dapat
menyebabkan bahan berkeringat dan terjadinya pertumbuhan jamur.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
pengamatan susu ini, terlihat bahwa keadaan di lingkungan sekitar berpengaruh
pada pertumbuhan bakteri, seperti pada susu yang disimpan pada suhu ruangan
lebih cepat basi, karena pengaruh kontaminasinya lebih besar dari pada
kontaminasi yang terdapat di dalam kulkas ataupun frezer, maka dari itu mikroba
yang lebih banyak bisa berkembangbiak yaitu pada suhu ruangan. Penggunaan
suhu rendah yang tepat dapat menghambat : (a) respirasi dan kegiatan-kegiatan
metabolik lainnya; (b) penuaan karena pematangan, pelunakan,
perubahan-perubahan tekstur dan warna; (c) kehilangan air; (d) kerusakan yang
disebabkan oleh serbuan bakteri, jamur dan khamir; (e) pertumbuhan yang
tidakdiinginkan dan (f) perubahan-perubahan rasa dan bau (Pantastico, 1986).
Penggunaan suhu rendah dapat dilakukan untuk
menghambat atau
mencegah reaksi-reaksi kimia, reaksi
enzimatis atau pertumbuhan mikroba.
Semakin rendah suhu semakin lambat proses
tersebut.
Di bawah suhu optimum, keaktifan enzim dalam sel menurun dengan
semakin rendahnya suhu, akibatnya pertumbuhan sel juga terhambat. Pada suhu
pembekuan, semua keaktifan metabolisme juga akan terhenti. Enzim terhenti juga
karena semua sel kekurangan cairan di sekelilingnya yang digunakan untuk
menyerap zat makanan dan mengeluarkan sisa metabolisme yang mengakibatkan
pertumbuhan sel terhenti sama sekali (Fardiaz, 1982).
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan
diantaranya adalah suhu, pH, aktivitas air,
adanya oksigen dan tersedianya zat
makanan. Oleh karena itu, kecepatan pertumbuhan mikroba dapat
diubah dengan mengubah faktor lingkungan tersebut.
B.
Saran
Sebaiknya
kita menyimpan susu dan keju di suhu yang rendah. Katrena ini merupakan cara
yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada susu dan keju. Dengan
pendinginan ini diharapkan dapat menahan mikroba perusak susu dan keju agar
jangan berkembang, sedangkan dengan pemanasan diharapkan dapat membunuh bakteri
patogen yang dapat membahayakan konsumen.
LAMPIRAN
A. SUSU
1.
Di suhu ruang
Hari ke 8
2.
Di kulkas
Hari ke 14
3.
Di freezer
Hari ke - 14
B. KEJU
1.
Di suhu ruang
Hari ke 12
2.
Di kulkas Hari ke
-12
3.
Freezer Hari ke - 12
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwiyoto, S., 1994. Pengujian Mutu
Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Widodo
(2003). Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press. Yogyakarta
Wikipedia.com/susu
Wikipedia.com/keju
No comments:
Post a Comment