.

Pendidikan Teknologi Agroindustri 2011 UPI - TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 2016 INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Greeting

Tuesday 11 April 2017

PRAKTIKUM UJI SELIWANOFF (MIKROBIOLOGI DASAR) 2013



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah tentang laporan hasil pengamatan yang berjudul “Praktikum Uji Seliwanoff”. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan.

             Dalam makalah ini terdapat uraian laporan tentang deskripsi susu murni dan keju, kandungan gizi, serta pembahasan terhadap pengamatan yang telah dilakukan.

             Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita.
Mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan, karena kami masih dalam tahap pembelajaran.






Bumi Siliwangi, 17 Mei 2012



Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2  Rumusan Masalah
a. Bagaimana perubahan warna yang terjadi pada sampel setelah diberikan larutan seliwanoff?

1.3  Tujuan
a. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sampel yang diberikan larutan seliwanoff
b. Untuk mengetahui penyebab perubahan yang terjadi pada sampel.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            2.1 Karbohidrat
            Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa dan produk tanaman lainnya melalui proses yang dinamakan dengan fotosintesis. Umumnya karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H2O)n dengan perbandingan C : H : O adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C6H12O6 yang juga dapat ditulis dengan C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen, fosfor dan sulfur.
Dibagi 3 golongan :
  1. Monosakarida
     * karbohidrat paling sederhana
     * tidak dapat diuraikan dgn cara hidrolisis


Contoh
                      Aldosa
Ketosa
Atom C3 (triosa)
gliserosa
dihidroksiaseton
C4 (tetrosa)
eritrosa 
eritrulosa
C5 (pentosa)     
ribosa 
ribulosa
C6 (heksosa)     
glukosa
fruktosa

2. Disakarida : terdiri dari 2 monosakarida
    * Sukrosa    : glukosa + fruktosa
    * Laktosa    : galaktosa  + glukosa
    * Maltosa    : glukosa + glukosa
3. Oligosakarida : terdiri dari 3 – 6 monosakarida
4. Polisakarida : > 6 monosakarida
    * Amilum ( tepung )       
    * Glikogen                      polimer glukosa
    * Dekstrin
    * Selulosa

2.2 Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
§  Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana.
§  Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan glukosa. (Wikipedia)


BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 SUSU
Hari Ke-
Kulkas
Ruangan
Freezer
1
Belum terjadi perubahan
Belum terjadi perubahan
Belum terjadi perubahan
2
Terjadi penggumpalan tapi hanya sedikit, warna putih, aroma masih seperti susu segar
Sudah terdapat penggumpalan dan susu sudah terpisah menjadi air dan skim
Susu beku, aroma susu segar, warna putih
3
Warna putih tapi susu dan skim sudah mulai terpisah

Sudah tercium aroma yang asam dari susu, penggumpalan pada susu dan skim dan air sudah terpisah, warnanya putih
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih

4
Susu berwarna putih, hampir seperti warna air, penggumpalan hanya ada ditengah dan di sisi dalam gelas,aromanya hampir asam
Susu sudah terdapat banyak mikroorganisme (belatung), aromanya asam, warna putikekuning-kuningan, penggumpalan dan berbusa

Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih

5
Terdapat pemisahan antara air dan susu, warna terpisah antara putih dan kuning-kekuningan berada di tengah, aromanya tercium sudah asam

Penggumpalan pada susu, banyak terdapat mikroorganisme (belatung) berkumpul pada satu tempat (ditengah) aromanya asam menyengat, terdapat semut, warna putih kekuning-kuningan
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih

6
Susu sudah mulai beku, aromanya asam,warna putih

Penggumpalan pada susu banyak mikroorganisme (belatung) dan mulai keluar dari dalam gelas, volume susu berkurang, warna putih kekuning-kuningan

Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih

7
Susu sudah mulai beku, aromanya asam,warna putih

Belatung semakin banyak, volume susu berkurang, warna putih kekuning-kuningan

Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih
8
Aroma susu sudah mulai bau tengik,warna putih kekuning-kuningan

Belatung semakin banyak, volume susu berkurang, warna putih kekuning-kuningan

Tidak ada perubahan, susu beku, aroma susu segar, warna putih

9
Aroma susu bau tengik,warna putih kekuning-kuningan
Belatung semakin banyak  dan keluar dari gelas, bau busuk
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih

10
Aroma susu bau tengik,warna putih kekuning-kuningan
Bau sangat menyengat, belatung sudah menyebar, dan warnakuning kecoklatan
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih

11
Aroma susu bau tengik,warna putih kekuning-kuningan

Bau sangat menyengat, belatung sudah menyebar, dan warnakuning kecoklatan
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih

12
Susu beku terdapat retakan-retakan, aroma bau tengik, warnanya mulai kuning
Susu sudah sangat rusak dan banyak sekali belatung, warna coklat, dan bau busuknya menyengat
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih

13
Susu beku terdapat retakan-retakan, aroma bau tengik, warnanya kuning

Susu sudah sangat rusak dan banyak sekali belatung, warna coklat, dan bau busuknya menyengat
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih

14
Susu beku dan sudah banyak ada retak-retakan pada susu, aromanya bau tengik, warnanya kuning

Susu sudah sangat rusak dan banyak sekali belatung, warna coklat, dan bau busuknya menyengat
Tidak ada perubahan, susu beku, aroma tidak berbau susu lagi, warna putih


3.2 KEJU
Hari ke-
Suhu
Warna
Tekstur
Aroma

Freezer
Mulai putih
Mulai mengeras
Mulai menghilang
1
Kulkas
Mulai kuning
Tetap
Tetap

Ruang
Tetap
Tetap
Tetap

Freezer
Hampir Putih
Hampir mengeras
Hampir hilang
2
Kulkas
Hampir Kuning
Mulai mengeras
Tetap

Ruang
Tetap
Tetap
Tetap

Freezer
Semakin memutih
Semakin keras
Semakin hilang
3
Kulkas
Semakin menguning
Keras dan permukaan kasar
Mulai menyengat

Ruang
Tetap
Tetap
Tetap

Freezer
Warna Putih
30 %
Keras
30%
Tidak ada aroma
4
Kulkas
Warna Kuning 30%
Keras
10%
Hampir menyengat

Ruang
Tetap
Mulai Lunak
Tetap

Freezer
Putih 35%
Keras 35 %
Netral
5
Kulkas
Kuning 35%
Keras 20%
Semakin menyengat

Ruang
Mulai menguning
Lunak
Tetap

Freezer
Putih 40%
Keras 40 %
0%
6
Kulkas
Kuning 40 %
Keras 20%
Aroma keju menyengat

Ruang
Hampir menguning
Mulai mengeras
Mulai hilang

Freezer
Putih 45%
Keras 45%
0%
7
Kulkas
Kuning 45%
Keras 25%
Aroma keju semakin terasa

Ruang
Semakin menguning
Hampir mengeras
Hampir hilang

Freezer
Putih 50%
Keras 50%
0%
8
Kulkas
Kuning 50%
Keras 30%
Aroma keju 30%

Ruang
Hampir menguning
Mengeras 10%
Aroma keju 20%

Freezer
Putih 55%
Keras 55%
0%
9
Kulkas
Kuning 55%
Keras 35%
Aroma keju 35%

Ruang
Kuning 25%
Keras 15%
Aroma keju 25%

Freezer
Putih 60%
Keras 60%
0%
10
Kulkas
Kuning mulai kecoklatan
Keras 40%
Aroma keju 40%

Ruang
Kuning 30%
Keras 20%
Aroma keju 30%

Freezer
Putih 65%
Keras 70%
0%
11
Kulkas
Kuning 65%
Coklat 35%
Keras 50%
Aroma keju 50%

Ruang
Kuning 35%
Keras 30%
Aroma keju 40%

Freezer
Putih 70%
Keras 75%
0%
12
Kulkas
Kuning 70%
Keras 55%
Aroma keju 60%

Ruang
Kuning 40%
Keras 35%
Aroma keju 45%

Freezer
Putih 70%
Keras 75%
0%
13
Kulkas
Kuning 70%
Keras 55%
Aroma keju 60%

Ruang
Kuning 40%
Keras 35%
Aroma keju 45%

Freezer
Putih 70%
Keras 75%
0%
14
Kulkas
Kuning 70%
Keras 55%
Aroma keju 60%

Ruang
Kuning 40%
Keras 35%
Aroma keju 45%
 Catatan : Di hari ke-10 suhu ruang terdapat kapang.
Selama penyimpanan parameter-parameter mutu (kandungan kimia,
mikrobiologis dan organoleptik) akan berubah oleh adanya pengaruh lingkungan
misalnya suhu, kelembaban dan tekanan udara atau komposisi makanan bahan itu
sendiri. Suhu penyimpanan produk bahan pangan akan mempengaruhi jenis
bakteri yang mungkin berkembang dan menyebabkan kerusakan. Suhu rendah
sering digunakan untuk memperlambat kecepatan perkembangbiakan bakteri
(Buckle et al., 1987).
Terkait dengan data yang sudah kita dapatkan selama masa pengamatan jelas terjadi perubahan yang signifikan diantara ketiga tempat yang dipilih. Dan selama itu pula kerusakan bahan pangan terjadi. Mikroba merupakan penyebab kerusakan dan kebusukan pangan dapat ditemukan di tanah, air dan udara.
Tumbuhnya mikroba di dalam bahan pangan dapat mengubah komposisi bahan pangan, dengan cara : menghidrolisis pati dan selulosa menjadi fraksi yang lebih kecil; menyebabkan fermentasi gula; menghidrolisis lemak dan menyebabkan ketengikan; serta mencerna protein dan menghasilkan bau busuk dan amoniak. Beberapa mikroba dapat membentuk lendir, gas, busa, warna, asam, toksin, dan lainnya. Mikroba menyukai kondisi yang hangat dan lembab.





3.3 KERUSAKAN SUSU
1.      Pengasaman dan penggumpalan
LAKTOSA
ASAM LAKTAT
LAKTOSA
FERMENTASI     
KOAGULASI
 




2.      Berlendir
-          Sifat : kental, ropy, gummy
-          Produksi ekstra seluler

3.       Penggumpalan tanpa pengasaman (sweet curding)
-          Oleh bakteri Bacillus cereus
-          Mengurai P-lipida pada membran butiran lemak sehingga
lemak berkoalisi dan memisah ke permukaan

3.4 KERUSAKAN KEJU
Faktor yang mempengaruhi proses pendinginan bahan pada keju adalah suhu,
kecepatan udara dalam ruang pendinginan, komposisi atmosfer serta ada tidaknya sinar ultra violet. Dianjurkan untuk mempertahankan suhu pendingin di bawah 5.6oC (42oF) agar dapat mengganggu pertumbuhan mikroba psikrofilik dan mencegah pertumbuhan mikroba pathogen. Beberapa diantaranya dapat tumbuh pada suhu 7.78oC seperti misalnya Staphylococcus ureus. Ruang pendinginan memerlukan kondisi kelembaban yang sesuai karena perubahan kelembaban yang besar dapat menyebabkan bahan berkeringat dan terjadinya pertumbuhan jamur.









BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Pada pengamatan susu ini, terlihat bahwa keadaan di lingkungan sekitar berpengaruh pada pertumbuhan bakteri, seperti pada susu yang disimpan pada suhu ruangan lebih cepat basi, karena pengaruh kontaminasinya lebih besar dari pada kontaminasi yang terdapat di dalam kulkas ataupun frezer, maka dari itu mikroba yang lebih banyak bisa berkembangbiak yaitu pada suhu ruangan. Penggunaan suhu rendah yang tepat dapat menghambat : (a) respirasi dan kegiatan-kegiatan metabolik lainnya; (b) penuaan karena pematangan, pelunakan, perubahan-perubahan tekstur dan warna; (c) kehilangan air; (d) kerusakan yang disebabkan oleh serbuan bakteri, jamur dan khamir; (e) pertumbuhan yang tidakdiinginkan dan (f) perubahan-perubahan rasa dan bau (Pantastico, 1986).
Penggunaan suhu rendah dapat dilakukan untuk menghambat atau
mencegah reaksi-reaksi kimia, reaksi enzimatis atau pertumbuhan mikroba.
Semakin rendah suhu semakin lambat proses tersebut.
Di bawah suhu optimum, keaktifan enzim dalam sel menurun dengan semakin rendahnya suhu, akibatnya pertumbuhan sel juga terhambat. Pada suhu pembekuan, semua keaktifan metabolisme juga akan terhenti. Enzim terhenti juga karena semua sel kekurangan cairan di sekelilingnya yang digunakan untuk menyerap zat makanan dan mengeluarkan sisa metabolisme yang mengakibatkan pertumbuhan sel terhenti sama sekali (Fardiaz, 1982).
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan
diantaranya adalah suhu, pH, aktivitas air, adanya oksigen dan tersedianya zat
makanan. Oleh karena itu, kecepatan pertumbuhan mikroba dapat diubah dengan mengubah faktor lingkungan tersebut.


B.   Saran
Sebaiknya kita menyimpan susu dan keju di suhu yang rendah. Katrena ini merupakan cara yang dapat ditempuh untuk mencegah kerusakan pada susu dan keju. Dengan pendinginan ini diharapkan dapat menahan mikroba perusak susu dan keju agar jangan berkembang, sedangkan dengan pemanasan diharapkan dapat membunuh bakteri patogen yang dapat membahayakan konsumen.

LAMPIRAN
A.    SUSU
1.      Di suhu ruang

Hari ke 8





2.      Di kulkas
Hari ke 14

3.      Di freezer
Hari ke - 14





B.     KEJU
1.      Di suhu ruang
Hari ke 12






2.      Di kulkas                                       Hari ke -12







3.      Freezer                                          Hari ke - 12





DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyoto, S., 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Widodo (2003). Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press. Yogyakarta

Wikipedia.com/susu

Wikipedia.com/keju


No comments:

Post a Comment