BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Susu merupakan bahan makanan
yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah bagi binatang yang menyusui
yang baru lahir, dimana susu merupakan satu – satunya sumber makanan pemberi
kehidupan segera sesudah kelahiran (Muchtadi, 2011).
Sebagai bahan pangan air
susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu kesatuan, maupun
dari bagian – bagiannya. Banyak sekali problema – problema yang dihadapi dalam
pengolahan, penyimpanan dan penggunaan air susu. Problema – problema tersebut
dapat dipecahkan terutama bila kita mengetahui secara mendalam susunan kimianya
dan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perubahannya.
Pengolahan
susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka ragam, berkualitas tinggi,
berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah
pemasaran dan transportasi. Pengolahan susu selalu berkembang sejalan
dengan berkembangnya ilmu bidang teknologi pangan. Dengan demikian akan semakin
banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini merupakan langkah yang sangat
tepat untuk mengimbangi laju permintaan pasar. Berbagai jenis produk susu yang
sudah dikenal oleh masyarakat diantaranya susu pasteurisasi, susu UHT (Ultra High Temperature), yoghurt, kefir, dan lain – lain.
Secara garis
besar pengujian mutu susu terdiri dari pengujian secara fisik, kimia dan
biologi. Pengujian secara fisik terdiri dari uji organoleptik (bau, rasa dan
warna) dan uji berat jenis susu. Sedangkan pengujian secara kimia dilakukan
untuk mengetahui sifat kimiawi susu meliputi pH, keasaman, komposisi susu
(kadar protein, gula, lemak, air), uji alkohol, uji pemalsuan, derajat keasaman
(pH), uji kadar lemak dan uji derajat brix. Pengujian secara biologi dilakukan
untuk mengetahui jumlah bakteri dalam susu.
Produk
olahan susu yang diproduksi oleh PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (
BMC) adalah susu pasteurisasi, yoghurt,
kefir, dan es krim. Susu pasteurisasi
dibuat dengan menggunakan mesin otomatis dan semi otomatis dengan metode HTST (High Temperature Short Time) dengan suhu
85oC selama 15 detik. Produk susu pasteurisasi dikemas dengan
menggunakan prepack dan cup dengan rasa manis, vanilla, chocolate, strawberry, pisang,
mangga, mocca, dan coffee. Produk yang
dihasilkan langsung dipasarkan ke konsumen industri untuk extra fooding pegawai café,
dan ritail. Produk yang akan dijadikan sebagai objek praktek kerja industri
dalam laporan praktek kerja industri adalah susu pasteurisasi.
Industri pengolahan susu
merupakan salah satu industri yang berkembang dengan baik. Perkembangan
tersebut tidak terlepas dari perubahan gaya hidup masa kini. Saat ini, produk
susu sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Masyarakat
semakin menyadari pentingnya kesehatan dengan meningkatnya pendidikan dan
kesejahteraan. Gaya hidup yang serba sibuk di kota – kota besar ikut mendorong
orang – orang dewasa untuk mengonsumsi susu sebagai makanan pelengkap, sehingga
paradigma susu hanya untuk anak – anak pun bergeser (Sunyoto, 2006).
Susu dan
produk olahannya merupakan produk pangan yang banyak disukai dan jumlah
produksi lokalnya masih terbatas. Berdasarkan data Badan Pusat dan Statistik,
produksi susu nasional pada tahun 2009 adalah sebesar 19,2 juta liter, dengan
nilai Rp. 59,5 miliar, dan produksi tersebut baru bisa memenuhi sekitar 20%
dari total kebutuhan domestik. Sehingga perlu adanya peningkatan produksi susu
nasional serta industri – industri yang memproduksi produk – produk olahan
salah satunya adalah Perseroan Terbatas (PT) Agronesia Bandoengsche Melk
Centrale ( BMC) Departemen Milk
Processing.
Faktor yang
menjadi fokus perhatian dalam perdagangan komoditi pangan adalah aspek keamanan
pangan dan mutu produk pangan. Kedua hal tersebut penting karena menentukan
daya saing produk baik dalam perdagangan domestik maupun internasional. Pengawasan
mutu dalam industri pangan memegang peranan penting karena memungkinkan
produsen menghasilkan produk yang bermutu.
Salah satu
produk yang dimiliki PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) yaitu susu pasteurisasi. Mutu susu
pasteurisasi yang diproduksi pastinya harus memiliki mutu yang baik, sesuai
dengan standar yang dimiliki PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) Departemen
Milk Processing. Istilah mutu sendiri
menurut Danim (2007 : 53) mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau
hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. PT. Agronesia Bandoengsche Melk
Centrale (BMC) Departemen Milk Processing selalu mengadakan
pengawasan terhadap produk susu bantal (pre
pack) dan milk cup agar selalu
terjaga mutunya.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari praktik kerja
industri ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan oleh
penulis guna menyusun laporan praktik kerja industri. Adapun tujuan yang ingin
dicapai dengan praktik kerja industri yang dilaksanakan di PT. Agronesia adalah
sebagai berikut :
a. Mempelajari pengawasan mutu
produk susu pasteurisasi PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC).
b. Mempelajari tahapan-tahapan
pengawasan mutu produksi susu pasteurisasi PT. Agronesia Bandoengsche Melk
Centrale (BMC).
1.3.
Ruang Lingkup
Fokus utama dalam kegiatan praktik kerja industri kerja
ini adalah semua faktor yang berkaitan dengan mutu produk pada pengolahan susu
pasteurisasi PT. Agronesia, Meliputi :
a.
Bahan Baku
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja industri
terhadap pengawasan mutu bahan baku yang masuk untuk proses produksi susu
pasteurisasi di PT. Agronesia
b.
Proses Produksi
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja industri
terhadap pengawasan mutu saat proses produksi susu pasteurisasi di PT.
Agronesia
c.
Produk Akhir
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja industri
terhadap pengawasan mutu produk akhir susu pasteurisasi di PT. Agronesia
1.4.
Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1) Menerapkan ilmu yang telah
didapat dan dipelajari di kampus dengan
praktik kerja langsung di lapangan.
2) Mahasiswa dapat memberi
jawaban dengan mencoba mempraktikkan pengetahuan yang telah didapat di bangku
kuliah
3) Mendapatkan pengalaman di
suatu perusahaan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
1.4.2 Manfaat Bagi Perusahaan.
1) Untuk memberikan alternatif
solusi atas permasalahan yang dihadapi perusahaan sesuai ilmu yang didapat mahasiswa serta
kemampuan yang dimiliki.
2) Dapat menjalin kerja sama
antara Universitas dan Instansi Perusahaan.
1.4.3 Manfaat Bagi Universitas.
1) Untuk memenuhi program
kurikulum yang ditentukan.
2) Mendidik mahasiswa
berdisiplin dalam mengerjakan tugasnya.
3) Untuk mendapatkan informasi
dan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pelaksanaan praktik kerja industri.
BAB II
PROFIL
PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Tidak banyak yang tahu bahwa
BMC merupakan kepanjangan dari Bandoengsche Melk Centrale. BMC merupakan
Divisi Industri Makanan dan minuman dari PT. Agronesia sepanjang perjalananya
BMC melalui beberapa periode yaitu :
Periode Sebelum 1945
Pada bulan Maret 1903, sebuah
kapal Perancis yang bernama “La Seyne” mendarat di Pelabuhan Tanjungpriok
dengan mengangkut 20 orang Broer yang berasal dari Afrika Selatan. Dalam
perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa orang-orang Broer ini yang mendirikan
Bandoengsche Melk Centrale di Bandung, sebagai tempat pengolahan produksi susu
yang dihasilkan dari peternakan mereka di Pangalengan dan Lembang. Fasilitas
bangunan pengolahan susu ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang
Belanda akan susu (dan berbagai macam produk olahan susu lainnya) setiap hari.
Karena itu diperkirakan bahwa BMC didirikan sekitar tahun 1935.
Sejak awal berdirinya, BMC
merupakan satu-satunya koperasi dan pusat pengolahan susu pertama di Bandung.
Menurut catatan Haryanto Kunto, pada tahun 1938 terdapat 22 usaha pemerahan
susu dengan produksi 13.000 liter susu per hari. Semua hasil produksi susu
tersebut ditampung oleh Bandoengsche Melk Centrale untuk diolah (dipasteurisasi
dan dikemas) sebelum disalurkan kepada para pelanggan didalam maupun diluar
kota Bandung.
Berdasarkan sejarah
kepemilikan, diketahui bahwa pemilik pertama bangunan BMC dengan melihat persil
tanah nomor 1713 dan 1714 berdasarkan pengukuran tanah tanggal 18 Juni 1932
(Jl. Aceh No. 30 sekarang) adalah Louis Hirschland. Ia bersama Van Zijl adalah
pemilik peternakan sapi.
Periode 1945 – 1998
Setelah Indonesia merdeka
kemudian dengan berdasarkan UU No. 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC dilimpahkan kepada Kodam
Siliwangi, yang dua tahun kemudian diserahkan kepada Departemen Peternakan.
Pada Tahun 1965 pengelolaan
BMC diserahkan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat, sesuai dengan Keputusan
Mendagri No.1 Tahun 1965. Pada pelaksanaannya, pengelola langsung BMC adalah PD
Kerta Sari Mamin melalui salah satu unit usahanya yaitu unit Pusat Susu Bandung
Periode 1999 – 2000
Pada Tahun 1999 Pemerintah
Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999,
tentang peleburan Perusahaan – perusahaan Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10
Perusahaan Daerah menjadi hanya 3 Perusahaan Daerah, yang salah satunya adalah
Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa Barat yang bergerak dibidang industri
perkaretan, industri makanan dan minuman dan industri lainnya. Dimana BMC
(Industri Makanan dan Minuman) adalah merupakan salah satu Unit dari pada PD.
Industri Propinsi Jawa Barat tersebut.
Periode Juni 2002 – sekarang
PT. Agronesia adalah merupakan
salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Jawa Barat yang dalam
perkembangannya terbentuk melalui peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 4
tahun 2002, tentang peleburan Bentuk Badan Hukum dari Perusahaan Daerah
Industri Propinsi Jawa Barat menjadi Perseroan Terbatas (PT) tanggal 12 April
2002 yang telah diundangkan dalam lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat tahun
2002 No. 8 seri D.
Selanjutnya dengan Akta
Notaris Poppy Kuntari Sutresna, S.H.M. Hum, di kota Bandung tanggal tanggal 17
Juni 2002 nomor 8 telah didirikan sebagai Badan Hukum Perseroan Terbatas dengan
nama PT. Agronesia, kemudian pada tanggal 10 Juli 2002 Akta Notaris ini
disahkan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman & Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. C-12614 HT.01.01 Tahun 2002.
Perusahaan PD Industri Prov.
Jawa Barat berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT.
AGRONESIA yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman
RI no. Y.A 7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 8-10-1990
serta Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH,M Hum no.8 Thn 2002. Berdasarkan
peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat PT. Agronesia dibentuk dengan tujuan :
a. Menyelenggarakan
usaha-usaha agro industri dan industri pengolahan didasarkan pada
prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.
b. Turut serta
mendorong pertumbuhan perekonomian kerakyatan di daerah – daerah.
c. Memberikan
kontribusi yang memadai bagi pendapatan asli daerah.
d. Meningkatkan daya
saing perusahaan daerah untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi nasional
maupun global.
e.
Memperluas wilayah usaha.
Divisi
usaha PT. AGRONESIA :
1. Industri Teknik
Karet dengan merk dagang “Inkaba”
2. Industri Plastik
dengan merk dagang “Agroplas”
3. Industri Es dengan
merk dagang “Saripetojo”
4. Industri Makanan
Minuman dengan merk dagang “BMC”
2.2 Visi, Misi dan Tema Perusahaan
Visi
“ Dengan Azas – azas profesionalisme PT. AGRONESIA
berdaya saing tinggi serta menjadi andalan pendapatan asli daerah dan stake
holders lainya dalam era globalisasi’’
Misi
1. Total Customer Satisfaction
Total
Customer Care, Total Customer Service, Total Customer Friendly.
2.
Good Corporate
Governance (GCG)
3.
Iklim yang
Kondusif (Favourable)
4.
Local Content
5.
IPTEK serta R
& D
6.
Good House
Keeping (5 R)
7.
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Tema Perusahaan :
Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan kinerja dan efisiensi total.
Gambar di bawah merupakan logo
dari perusahaan PT.Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC)
Sumber : PT.Agronesia Divisi BMC
Gambar 2.1
Logo
Perusahaan Divisi BMC
2.3 Lokasi dan Letak Perusahaan
PT. Agronesia Divisi
Industri Makanan Minuman (BMC) terletak di Jl. Aceh No. 30 Kecamatan Sumur
Batu, Bandung 40177. Luas area pabrik BMC sekitar 8000 m2, terdiri
dari outlet, dapur, gudang, gedung
Departemen Milk Processing, Departemen
Bakery dan Cathering, gedung kantor pusat, serta tempat parkir. Sedangkan
untuk Departemen Milk Processing memiliki
luas 890 m2 yang terdiri dari ruang penerimaan susu, ruang produksi
susu, laboratorium, ruang fermentasi yoghurt dan kefir, ruang ice bank, cool storage produk jadi,
ruang produksi non cup, ruang packaging cup, ruang filling cup, dan ruang kantor. Denah
lokasi PT. Agronesia Divisi Industri Makanan Minuman (BMC) secara lebih lengkap
ditunjukkan pada Lampiran 4.
Batas wilayah PT. Agronesia
Divisi Industri Makanan Minuman (BMC):
Sebelah Timur : Jalan Aceh
Sebelah Selatan : Masjid Al- Ukhuwah
Sebelah Barat : Pemukiman penduduk
Sebelah Utara : Pemukiman penduduk.
2.4
Struktur Organisasi
Perusahaan
Dahulu perusahaan susu Bandoengsche Melk Centrale (BMC) merupakan suatu perusahaan milik
pemerintah daerah Jawa Barat (BUMD) sehingga menganut beberapa peraturan serta
hak dan kewajiban yang dimilki oleh pegawai negeri atau pegawai yang bekerja di
kantor pemerintahan. Misalnya, dilakukan penggolongan kerja atas dasar jabatan, pangkat, lama kerja, keahlian,
dan lain-lain. Penggolongan tersebut terdiri atas Golongan I – IV, ruang A – E dan
Grade 1 – 14. Penggolongan tersebut berpengaruh terhadap penggajian, jabatan,
lingkup kerja dan lingkup kekuasaan terhadap bawahan. Semakin kecil golongan,
maka semakin tinggi pangkat atau jabatan serta penghasilan yang diperoleh.
Sejak
tanggal 12 April 2001 melalui Perda No. 4 tahun 2002 dan telah diundangkan
dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2002 nomor seri D, perusahaan
ini telah diubah bentuknya menjadi perusahaan Perseroan Terbatas.
Susunan
organisasi untuk menjalankan kegiatan usaha maka PT. Agronesia Divisi Makanan
dan Minuman (BMC) disahkan oleh pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 4
tahun 2002.
Jumlah
tenaga kerja di BMC secara keseluruhan merata dari jenjang pendidikan SMA
sampai S1 keatas dengan jumlah ± 200 orang yang terdiri dari pengelola, staf
dan beberapa orang sebagai pegawai tetap yang berhubungan langsung dengan
proses produksi. Sedangkan tenaga kerja di Departemen Milk Processing terdiri atas 20 karyawan yang terdiri atas 1 orang
menajer, 2 orang asisten manajer, 1 orang laboran, 1 orang bagian utility, 11 orang bagian produksi, dan 3 orang bagian gudang.
Tenaga kerja di perusahaan ini sendiri terbagi atas tenaga kerja tetap dan
tenaga kerja kontrak. Kontrak yang dijalani pekerja umumnya 1 tahun, namun ada tindak
lanjut yang dilakukan perusahaan terhadap tenaga kerja tersebut yaitu dengan
mengangkatnya menjadi tenaga kerja tetap atau dilakukan pemberhentian.
Pembagian
jam kerja di BMC Departemen Milk
Processing untuk staf kantor adalah hari Senin sampai Sabtu dari jam
08.00-16.00. Bagian produksi susu milk
cup bekerja dari pukul 10.30-18.00, bagian produksi es krim, yoghurt dan
kefir bekerja pada jam 09.00-16.30, bagian pasteurisasi (PHE) dan laboran
bekerja jam 08.00-15.30. Waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00 dan waktu
lembur bila kegiatan produksi belum selesai.
Untuk
meningkatan kinerja para tenaga kerja, BMC memgadakan kegiatan pelatihan dan up grading yang dilakukan tiap bulan
pada berbagai sektor dan divisi yang ada sehingga hasil kerja dari pekerja
terus berubah bertambah baik dan meningkat. Jadwal pengaturan pelatihan dan up grading yang dilakukan disusun oleh
bagian umum. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap
bulan untuk berbagai hal, seperti bimbingan teknik kesehatan kerja, pelatihan
norma kerja, sosialisasi peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Safety, Healthy Food and Hygiene Sanitation
dan Strategi pemasaran. BMC juga mengikuti pelatihan yang diadakan instansi
pemerintah maupun swasta melalui wakil perusahaan yang kemudian disebarluaskan
kepada seluruh tenaga kerja di Pelatihan yang diikuti antara lain pelatihan Good Manufacturing Practice (GMP),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
BMC
juga sangat memperhatikan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kesejahteraan tenaga kerjanya. Perusahaan mewajibkan karyawannya menggunakan
peralatan atau perlengkapan sesuai sektor produksi masing-masing dan mematuhi
peraturan K3 yang berlaku di perusahaan.Perusahaan juga tenaga kerja dilindungi
oleh jaminan pemeliharaan kesehatan dan JAMSOSTEK. Pemberian tunjangan serta
berbagai bentuk cuti diberikan kepada setiap tenaga kerja.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang
menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap jenjang yang ada
pada ruang lingkupnya, untuk melaksanakan kegiatan agar tercapai tujuan yang
telah digariskan. Suatu kriteria penting untuk mengukur dan menetapkan baiknya
organisasi apabila ditinjau dari pengendalian intern bahwa organisasi tersebut
harus secara jelas mengatur pembagian tugas berdasarkan wewenang dan tugas yang
telah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dan tata cara
kerjanya divisi BMC PT.Agronesia Bandung merupakan struktur organisasi
berbentuk garis dan staff yang dapat dilihat pada lampiran 2.
2.5 Deskripsi Jabatan
Adanya Job description dalam suatu perusahaan
sangatlah penting karena akan terdapat pemisahan tugas dan wewenang antara
pimpinan dan bawahan. Dibawah ini penulis hanya menguraikan Job description PT.
Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) saja sehubungan penulis di tempatkan
pada divisi BMC, adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
a. Menetapkan
kebijakan dalam perencanaan strategis perusahaan baik jangka pendek, menengah
dan panjang yang menyangkut aspek Pemasaran, Pengembangan, Administrasi dan
Keuangan.
b. Melakukan dan
menjaga jaringan hubungan keluar untuk mendapatkan peluang dan informasi.
c. Mentransformasikan
informasi kepada para Direktur baik lisan maupun tulisan.
d. Melakukan kerjasama
dengan pihak lain yang berkaitan dengan usaha pengembangan perusahaan.
e. Menyusun dan
memberikan laporan kepada RUPS melalui jajaran komisaris mengenai pengembangan
perusahaan dan mempertanggungjawabkan atas segala tindakan manajemen yang
dilakukan perusahaan.
2. Direktur
Administrasi dan Keuangan
a. Merencanakan,
mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan dalam program
pengembangan perusahaan dibagian Administrasi dan Keuangan.
b. Melakukan pembinaan
dan memberikan instruksi kepada satuan kerja dibawahnya dengan disertai
pengawasan melekat.
c. Mewakili Direktur
Utama dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian dengan pihak lain di bagian
Administrasi dan Keuangan serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
d. Mendelegasikan
tugas dan kewenangannya kepada satuan kerja di bawahnya apabila diperlukan,
yang disertai dengan pengawasan melekat.
e. Menyusun dan
memberikan laporan, serta mempertanggungjawabkan atas segala tindakan manajemen
yang dilakukan kepada Direktur Utama.
3. General Manager
Pemasaran
a. Merencanakan
pengendalian pelaksanaan, oprasional perusahaan di lingkungan divisi/industri
makanan dan minuman yang terdiri dari Departement marketing,
admin&keuangan, department outlet.
b. Bertanggung jawab
terhadap kelangsungan oprasional di semua department terkait.
c. Membuat perencanan
dan strategi pengelolaan Bandoengsche Melk Centrale (BMC).
d. Melaksanakan
oprasional di semua department terkait dengan rencana kerja perusahaan.
e. Membuat laporan
kepada Direksi mengenai pelaksanaan pengelolaan Divisi makanan dan minuman.
f. Melakukan evaluasi
terhadap hasil-hasil pelaksanaan oprasional.
g. Membuat kontrak
kerjasama dengan instansi lain atas persetujuan prinsip Direktur.
h. Melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan atasan.
4. Manager
Pemasaran
a. Merencanakan serta
merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran.
b. Mengkoordinasikan
serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program pemasaran.
c. Melakukan pembinaan
dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap
personil di bagian pemasaran.
d. Mendelegasikan
tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
e. Membuat dan
menyusun laporan mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General
Manager Pemasaran.
5. Manager Umum
a. Merencanakan serta
merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan umum, pemeliharaan
sarana dan prasarana kantor, penginventarisasian aset – aset perusahaan serta
pengadaan bagi kebutuhan perusahaan.
b. Mengkoordinasikan
serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program pelayanan umum,
pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.
c. Melakukan pembinaan
dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap
personil di bagian umum.
d. Mendelegasikan
tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
e. Membuat dan
menyusun laporan mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General Manager.
f. Melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
6. Manager Keuangan
a. Merencanakan dan
merumuskan perencanaan kegiatan operasional di Sektor Keuangan yang meliputi
kegiatan : Anggaran dan Verifikasi, Akuntansi, dan Perbendaharaan.
b. Mengkoordinasikan,
melaksanakan, serta mengevaluasi, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di
Sektor Keuangan.
c. Melakukan pembinaan
dan memberikan instruksi yang disertai dengan pengawasan melekat terhadap
personil di Sektor Keuangan.
d. Mendelegasikan
tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
e. Membuat dan
menyusun laporan mengenai kegiatan di Sektor Keuangan serta melaporkan kepada
General Manager.
f. Melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
7. Manager Sumber
Daya Manusia
a. Merencanakan serta
merumuskan program kegiatan konpensasi dan administrasi personil, rekruitmen
dan penempatan, pelatihan dan pengembangan serta perburuhan dan keselamatan.
b. Mengkoordinasikan
serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program Sumber Daya Manusia.
c. Melakukan pembinaan
dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap
personil di bagian Sumber Daya Manusia.
d. Mendelegasikan
tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
f. Membuat dan
menyusun laporan mengenai kegiatan sumber daya manusia serta melaporkannya
kepada General Manager Administrasi
dan Keuangan.
g. Melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan atasan.
·
Aspek Kegiatan
Perusahaan
Adapun aktivitas
perusahaan PT. Agronesia meliputi antara lain :
1. Divisi Inkaba : Divisi tersebut bergerak dalam bidang Industri karet
artinya memproduksi barang jadi teknik karet untuk keperluan Industri Pupuk, Industri
Timah, Industri Besi Baja, Industri Semen, Perhubungan seperti : Perumka, Rumah
Sakit, PDAM, dll.
2. Divisi Pabrik Es
Saripetojo : Divisi Pabrik Es ini
memproduksi Es Balok untuk keperluan makanan dan minuman yang disalurkan pada
para pedagang misalnya : Tukang Es, Rumah makan, Pelelangan ikan, dll.
3. Divisi BMC : Divisi BMC ini bergerak dalam bidang Restoran
(Industri makanan dan minuman) juga memproduksi Bakery, yang dijual untuk umum
dan menerima pesanan dari luar serta memproduksi susu dalam kemasan.
4. Divisi Inpema : Industri ini bergerak dalam bidang tekstil yaitu
memproduksi sarung tenun, kain untuk kebutuhan bahan baju lainnya dengan cara
KSO (Kerja Sama Operasional).
Sedangkan
aktivitas PT. Agronesia sendiri sebagai kantor pusat diantaranya pada bidang
keuangan dan umum. Pada kantor pusat, bidang keuangan kegiatannya adalah
mengelola administrasi dan laporan-laporan baik secara bulanan, triwulan,
semesteran maupun tahunan yang input laporannya didapat dari unit
masing-masing. Adapun pada bidang umum sendiri membuat SK – SK direksi untuk
kepentingan kantor pusat dan unit-unit serta menilai kegiatan-kegiatan karyawan
kantor pusat sesuai dengan absensinya masing-masing.
2.6 Proses Produksi Perusahaan
Bandoengsche
Melk Centrale setiap harinya paling banyak memproduksi susu pasteurisaasi
dibandingkan produk lain seperti yogurt, kefir dan eskrim. Berikut adalah
uraian mengenai alur proses produksi susu pasteurisasi dengan dua kemasan yakni
milk cup dan pre-pack
yang dilakukan di BMC.
Proses
produksi susu dapat di lihat di Lampiran 3.
2.7 Produk
Kini PT. Agronesia tidak hanya memproduksi susu pasteurisasi. PT. Agronesia terdiri dari tiga divisi,
yaitu: Divisi Barang Teknik Karet (INKABA), Divisi Industri Makanan Minuman
(BMC) dan Divisi Industri Es (Saripetojo). Divisi Industri Makanan Minumam
(BMC) sendiri terdiri dari beberapa departemen, yakni Departemen Milk Processing, Departemen Bakery, Departemen Cathering, dan Departemen Outlet.
Departemen Milk Processing tidak
hanya memproduksi susu pasteurisasi saja, namun beberapa produk susu pasteurisasi dan olahan susu lainnya. Produk PT. Agronesia Divisi Industri Makanan Minuman
(BMC) Departemen
Milk Processing diantaranya yaitu :
1. Susu pasteurisasi yang
terdiri dari susu pasteurisasi tanpa rasa (plain) dan susu pasteurisasi rasa
yang bersuhu 2-4°C.
a. Susu pasteurisasi tanpa rasa
(plain) dalam kemasan prepack (¼
liter, ½ liter dan 1 liter) dan cup (160 ml, 180ml, 200ml), yaitu susu hasil proses
pasteurisasi yang tanpa ditambahkan bahan tambahan apapun ke dalamnya.
b. Susu pasteurisasi rasa dalam
kemasan prepack dan cup yang terdiri dari susu
pasteurisasi strawberry, cokelat, mangga, sirsak, jambu, mocca,
kopi, leci dan
putih manis, yang merupakan susu hasil pasteurisasi yang diberi bahan tambahan
berupa gula, stabilizer, flavor dan
pewarna untuk memberikan cita rasa pada produk susu tersebut.
2. Ice Cream terdapat beberapa rasa, antara lain coklat, vanila dan strawberry. Kemasan
ice cream menggunakan cup 1 liter dan 10 liter.
3. Susu fermentasi, yaitu
berupa yoghurt dan kefir berbagai rasa, antara lain stoberry,
bluberry, mangga dan leci. Yoghurt dan kefir menggunakan kemasan cup dan botol dengan masing-masing kapasitas
100 ml dan 250 ml.
4. Simple syrup, yaitu syrup dengan berbagi rasa, antara lain mocca, leci.
2.8 Pemasaran
Produk susu yang dihasilkan oleh BMC Departemen Milk Processing adalah susu pasteurisasi, es krim, yoghurt, kefir, dan simple syrup. Produk-produk ini
dipasarkan melalui outlet penjualan
yang ada di daerah Bandung dan Jakarta,
di Restoran BMC jalan Aceh no.30, outlet
Paris Van Java di Sukajadi, outlet
khusus produk BMC di jalan Pasteur dan outlet
Artha Gading di Jakarta. Selain itu dipasarkan ke instansi-instansi,
industri, rumah sakit atau perorangan.
Produksi yang dilakukan oleh Departemen Milk Processing dilakukan berdasarkan kebutuhan permintaan dari outlet-outlet yang ada dan juga
berdasarkan pesanan yang dilakukan beberapa hari sebelumnya melalui bagian
marketing. Pesanan biasanya hampir sama yaitu dari instansi, industri dan rumah
sakit yang sudah menjadi pelanggan, hanya saja berbeda kuantitas. Terkadang
pula pesanan dari luar pelanggan yaitu untuk berbagai kegiatan seperti seminar,
rapat, cathering dan lain-lain. Untuk instansi, industri, dan rumah sakit
pesanan biasanya berupa susu
pasteurisasi dalam skala besar.
Pada
hari libur, seperti menjelang lebaran atau libur hari besar lainnya maka
pesanan akan meningkat cukup signifikan karena kebutuhan terhadap milk product yang juga meningkat.
Pengiriman produk yaitu dengan menggunakan sepeda motor untuk skala kecil dan
jarak dekat atau mobil khusus untuk skala besar dan jarak jauh. Semua kendaraan
dilengkapi dengan lemari pendingin sehingga suhu yang ada tetap rendah dan susu
tetap dalam keadaan baik hingga nanti dikonsumsi.
2.9 Sistem Pengelolaan Limbah Perusahaan
Menurut Entjang (2000) bahwa
sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan berguna
ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
Pada prinsipnya usaha sanitasi bertujuan untuk menghilangkan sumber – sumber
makanan (Food Presences), tempat perkembangbiakan (Breeding Places) yang sangat
dibutuhkan vector dan binatang pengganggu. Sanitasi lingkunganmerupakan upaya
pengendalian terhadap faktor – faktor lingkungan fisik manusia yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kesehatan atau upaya kesehatan untuk memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air
bersih untuk mencuci tangan dalam memelihara dan melindungi kebersihan tangan,
menyediakan tempat sampah untuk membuang sampah dalam memelihara kebersihan
lingkungan, membangun jamban untuk tempat membuang kotoran dalam memelihara
kebersihan lingkungan dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan
dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sanitasi dalam suatu pabrik
pengolahan makanan dan minuman sangatlah penting karena sangat berpengaruh
terhadap kualitas produk akhir, menjaga produk bebas dari kontaminasi mulai
dari pengolahan hingga produk akhir. sanitasi mengandung arti kesehatan yang
berpangkal dari kesehatan lingkungan yang mencakup lingkungan karyawan dan
lingkungan pabrik.
Lingkungan pabrik harus
dijaga kebersihannya agar memberikan kenyamanan kerja bagi semua pekerjanya,
karena sanitasi lingkungan akan berpengaruh kepada mutu produk yang dihasilkan
dan produktifitas kerja. Lingkungan yang kotor akan mengakibatkan turunnya mutu
produk yang dihasilkan karena adanya mikroba yang dapat merusak produk terutama
produk susu serta olahannya. Oleh karena itu lingkungan pabrik harus dijaga
kebersihannya agar memberikan kenyamanan kerja bagi seluruh pekerjanya.
Lingkungan pabrik meliputi halaman, gedung, mushola, toilet dan laboratorium.
Semua ruang perusahaan harus
dalam keadaan bersih dan rapi, baik di ruang produksi, ruang pengemas, ruang
kantor dan ruang lainnya. Kebersihan dan kerapihan dapat meningkatkan daya
kerja.
Sistem sanitasi ruangan yang
dijalankan PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) menerapkan sanitasi
lingkungan sebagai berikut :
1. Halaman dan bagian luar
gedung pabrik harus terpelihara dan bebas sampah, perawatan dilakukan setiap
hari
2. Pencahayaan disemua area
terutama ruang produksi dan gudang harus mencukupi
3. Semua ruangan disapu dan
dipel setiap hari
4. Ventilasi selalu dibersihkan
setiap hari agar sirkulasi udara pada sudut ruangan berjalan lancar.
5. Kondisi lantai dan dinding
harus baik dan bersih
6. Lampu di semua bagian pabrik
harus terlindungi untuk mencegah pencemaran
7. Di dalam ruang filling tidak terdapat bahan kayu
8. Pada proses produksi
menggunakan sistem perpipaan tertutup bertekanan dan bebas dari kebocoran
9. Air untuk kegiatan produksi
dan non produksi menggunakan sistem perpipaan yang terpisah
10. Semua bagian dalam pabrik
dilengkapi oleh fasilitas kebersihan. Barang – barang “bersih” yang berhubungan
dengan produksi harus disimpan terpisah dari barang – barang “kotor” yang tidak
berhubungan dengan produksi.
11. Drainase harus cukup efektif untuk menghilangkan pembersih lantai.
12. Sarana toilet dan wastafel disediakan dan dilengkapi
dengan saranayang memadai (sabun, pengering, tissue dll).
13. Ruang pengisian milk cup terpisah dari kegiatan operasi
lain atau penyimpanan
14. Semua permukaan dan
peralatan yang didalam ruang pengisian milk
cup dapat mudah dibersihkan dan disanitasi sesuai jadwal.
15. Pintu harus selalu dalam
keadaan tertutup
16. Lubang tempat keluarnya
produk jadi menggunakan tirai dan mudah dibersihkan.
2.9.1
Penanganan Limbah
Sampah dan limbah akan
menjadi sumber kontaminasi dan polusi, karenannya perlu penanganan dengan
sanitasi. Penanganan yang penting dalam
industri pangan yaitu penempatan sampah atau limbah yang jauh dari ruang
pengolahan (Soewarno, 1990).
Limbah yang dihasilkan dari
proses pengolahan susu terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat
berupa kardus – kardus, kemasan cup
plastic yang rusak atau bocor. Sedangkan limbah cair adalah residu su yang
tercecer, susu yang rusak, produk yang dikembalikan dari pasaran dan air yang
digunakan untuk keperluan sanitasi.
Penanganan limbah di PT.
Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) limbah yang dihasilkan dari proses
produksi, terutama dari proses CIP (Cleaning
In Place). Limbah cair yang dihasilkan dialirkan menuju bak penampung
sebagai tempat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) limbah cair mula – mula
akan mengalami proses penyaringan, setelah itu akan dilakukan proses flokuasi
dengan penambahan tawas 18% di dalam bak. Hal ini menyebabkan lemak yang
terkandung akan mengalami penggumpalan agar mudah dipisahkan untuk lebih
baiknya ditambahkan HCL dan NaOH pada air tersebut agar diperoleh nilai pH
antara 6,5 – 8,5. Selanjutnya dilakukan proses pengendapan sehingga dihasilkan
air dengan kondisi 50% jernih. Untuk endapan bahan padat yang tertinggal
diangkut setiap 2 hari sekali oleh petugas pemeliharaan yang selanjutnya
dibuang ke TPA oleh petugas dari dinas kota (PT. Agronesia Bandoengsche Melk
Centrale, 2014).
Penanganan limbah padat
dilakukan dengan cara memasukkan limbah tersebut ke dalam karung – karung
plastik dan bak sampah yang kemudian diangkut oleh petugas pembersihan.
Barang buangan atau kotoran
selama proses pengolahan dihasilkan hampir setiap tahap proses. Barang buangan
atau yang sering disebut limbah tidak boleh terakumulasi atau tinggal dalam
ruangan tempat pengolahan makanan, kecuali jika tidak bisa dihindarkan. Harus
ada tempat khusus untuk menampung dan mengolah limbah agar hasil buangannya
nanti tidak merusak lingkungan. Lebih baik jika limbah ditampung dalam bak yang
tertutup rapat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Umumnya cara penanganan limbah yang digunakan
tergantung pada :
1. Ada tidaknya, seberapa jauh
(tempatnya), seberapa besar dan jenis dari pabrik penanganan limbah milik
kotapraja dalam daerah tersebut
2. Tingkat penanganan yang
diperlukan untuk membuat saluran – saluran yang memadai menuju agen – agen
pengatur yang mengawasi pembuangan limbah
3. Biaya penanganan
4. Lapangan tanah yang tersedia
untuk penanganan dan pembuangan
Sebagian besar limbah pada
sisa kotoran dapat disimpan sebagai pengisi tanah, meskipun teknik lain dapat
dilakukan seperti dibakar, disebar sebagai lapisan tipis pada tanah yang
kosong, dibuat pupuk atau makanan ternak yaitu setelah pemekatan atau
pengeringan. Limbah cair dapat dibuang di parit dengan perlakuan pendahuluan
misalnya pengeringan, pengaturan pH, penghilangan minyak, pengendapan dan
sebagainya (Buckle et al., 1987).
Limbah pengolahan susu dihasilkan dari pengolahan dan operasi pemindahan
susu dari petani ke pabrik pengolah susu. Limbah terdiri atas susu penuh dan
susu olah, whey dari produksi keju dan air pencuci. Limbah pengolahan
susu segar mempunyai bahan organik terlarut yang tinggi dan bahan tersuspensi
yang rendah. Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari susu penuh sekitar
100.000 mg/L (Jenie dan Rahayu, 1993).
Menurut Buckle et al., (1987), pada umumnya cara penanganan limbah
yang digunakan tergantung pada :
1. ada tidaknya, seberapa jauh (tempatnya), seberapa besar
dan jenis dari pabrik penanganan limbah milik kota praja dalam daerah tersebut;
2. tingkat penanganan
yang diperlukan untuk membuat saluran-saluran yang memadai menuju agen-agen pengatur yang mengawasi pembuangan limbah;
3. biaya penanganan;
lapangan tanah yang tersedia untuk penanganan dan pembuangan
Terimakasih atas informasinya, :)
ReplyDeleteSama-sma😁
Deletehallo kak, mau tanya untuk prosedur praktek kerja lapang di PT. Agronesa BMC bagaimana ya? terimaksih
ReplyDeleteMaaf Baru balas. Cek comment terbaru yah😁
Deletehallo ka boleh info prosedur pengajuan proposal dan info kontak pt agronesia bmc?terimakasih ka
ReplyDeletekontak Bu wiwi (HRD) disana, 022 4232060.
DeleteProsecutors,
1. Kita kontak dulu ksana
2. Tanya apakah bisa memasukan siswa utk magang
3. Baru masukan proposal
*prosedur , typo😄
DeleteHalo Jogja. Maaf br balas
ReplyDeleteTop Casinos Near Harrah's Casino and Council Bluffs
ReplyDeleteFind the nearest 양산 출장마사지 casinos and places to 김포 출장샵 play poker and find 과천 출장마사지 the best casinos to stay near Harrah's Casino 경상북도 출장마사지 and Council 천안 출장마사지 Bluffs in Council Bluffs.