LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN
DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN
SEMESTER GANJIL TAHUN
2014/2015
Oleh:
ESSA ANNISA SYADIAH
1103033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
DIVISI PENDIDIKAN PROFESI
DAN JASA KEPROFESIAN
DIREKTORAT AKADEMIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
2014
LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN
DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN
SEMESTER GANJIL TAHUN 2014/2015
Menyetujui:
Dosen Pembimbing PPL,
Dr. Sri Handayani,
M.Pd
NIP : 19660301997032001
|
Guru Pamong PPL,
( Drs. Tatang Sastrawijaya
Putra )
NIP. 196211071985111009
|
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Segala puji syukur
praktikan panjatkan kepada sang pemberi rahmat seluruh alam, Allah SWT atas
petunjuk yang diberikannya sehingga praktikan pada akirnya dapat menyelesaikan
serangkaian kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan baik di SMK Negeri
1 Kuningan
Laporan ini disusun
berdasarkan pada semua kegiatan yang telah penulis lakukan selama kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Kuningan. Kegiatan ini
dilakukan bertujuan untuk membekali para calon pendidik dengan pengetahuan dan
pengalaman kependidikan praktis sebagai usaha untuk membentuk mahaiswa sebagai
calon pendidik menjadi guru yang profesional, dan siap menghadapi tantangan
setelah terjun ke lapangan.
Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberi dukungan dalam menyelesaikan laporan Progam Pengalaman Lapangan (PPL)
ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Allah
SWT beserta Nabi Besar Muhammad SAW.
2. Orangtua
dan Keluarga yang selalu memberikan bantuan baik secara moril maupun materil.
3. Ibu
DR. Sri Handayani, M.Pd selaku dosen Pembimbing PPL atas segala bimbingan dan
perhatiannya.
4. Bapak
Drs. Tatang Sastrawijaya Putra selaku Guru Pamong PPL yang senantiasa
memberikan bimbingan, pengarahan dan kelancaran praktikan dalam melaksanakan
berbagai kegiatan selama berlangsungnya PPL di SMKN 1 Kuningan.
5. Bapak
Didin Wahyudin, S.P selaku Koordinator PPL di SMK Negeri 1 Kuningan.
6. Bapak
Drs. H. Tarmidi, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Kuningan yang telah
memberikan izin pelaksanaan PPL di sekolahnya.
7. Seluruh
wakil kepala sekolah, guru, dan staff tata usaha beserta seluruh civitas
akademika SMK Negeri 1 Kuningan.
8. Seluruh
siswa/siswi SMK Negeri 1 Kuningan, terutama Jurusan TPHP (Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian).
9. Rekan
PPL program studi pendidikan teknologi agroindustri seperjuangan Shella Maulida,
Nurul Novia Agustin, dan Yeni Agustina. Merantau di kota lain selama 3 bulan
lamanya, berbagi sedih senang bersama.
10. Semua
Pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga kebaikan semua pihak dibalas dengan
balasan yang setimpal oleh Allah SWT.
Kuningan,
November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA
PELAKSANAAN PPL............................................................................. 1
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........... 1
B.
Proses Penampilan..................................................................... 7
C.
BimbinganBelajar/EkstraKulikuler........................................... 11
D.
Partisipasi dalam Kehidupan
Sekolah....................................... 12
E.
Proses Bimbingan...................................................................... 13
BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........... 16
B.
Proses Penampilan..................................................................... 17
C.
Bimbingan
Belajar/EkstraKulikuler.......................................... 19
D.
Partisipasi dalam Kehidupan
Sekolah....................................... 20
E.
Proses Bimbingan...................................................................... 21
BAB III UPAYA
PENANGGULANGAN MASALAH....................... .
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........... 22
B.
Proses Penampilan..................................................................... 23
C.
BimbinganBelajar/EkstraKulikuler........................................... 26
D.
PartisipasidalamKehidupanSekolah.......................................... 26
E.
Proses Bimbingan...................................................................... 27
BAB IV KESIMPULAN DAN
SARAN................................................
A.
Kesimpulan............................................................................... 29
B.
Saran......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI
SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM PENGALAMAN
LAPANGAN (PPL)
KEPENDIDIKAN
DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN
Program
Pelatihan Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk kelompok mata
kuliah profesi pada program studi kependidikan bertujuan untuk mengembangkan
profesi kependidikan. Dalam onteks pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan,
PPL memiliki fungsi dan peran. Kegiatan PPL yang dilakukan mahasiswa pada
hakekatnya melakukan aktivitas belajar dengan mengabdi pada suatu sekolah atau
lembaga pendidikan tertentu. Para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL,
tidak hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang
telah diperoleh melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi
dunia kerja, tetapi para mahasiswa dituntut pula mendapatkan pengalaman belajar
mengajar serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola perilakunya
dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produkstif. Dengan PPL, para praktikan
atau mahasiswa diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap
program studinya masing-masing.
Penulis
melaksanakan kegiatan PPL di SMK Negeri 1 Kuningan yang berlokasi di Jl. Raya
Sukamulya-Cigugur Kuningan. Kegiatan PPL Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Bandung dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada
awal bulan Februari hingga awal bulan Mei 2014. SMK Negeri 1 Kuningan terdiri
dari dua kampus yaitu kampus 1 berlokasi di Cigugur-Sukamulya dan kampus 2
berlokasi di Cigintung. Penulis memilih
mengajar di kampus 1 dan mendapat kesempatan mengajar di kelas X, XI , XII TPHP
karena sesuai dengan program studi yang sedang ditempuh oleh penulis selama
berkuliah yaitu Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP).
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan
jalan pendidikan tidak terlepas dari yang namanya tenaga pendidik atau sering
kita sebut dengan Jabatan Guru. Guru sebagai tenaga kependidikan yang bertugas
di lembaga pendidikan formal dituntut untuk bekerja secara profesional agar
tujuan pendidikan yang maksimal mampu menghasilkan peserta didik yang
berkualitas sehingga SDM yang akan terjun di dalam masyarakat memiliki
kemampuan untuk meningkatkan mutu kehidupan. Potensi tersebut tidak muncul
begitu saja melainkan harus diasah agar potensi tersebut muncul dari dalam diri
manusia itu. Berbagai cara dilakukan oleh manusia agar potensi yang dimilikinya
dapat muncul dan berkembang salah satu caranya adalah melalui pendidikan.
Suatu jabatan dikatakan profesional, kalau hanya pejabat
yang bersangkutan yang bisa melaksanakan tugas tersebut.Untuk menjadi seorang
guru yang profesional dibutuhkan pengetahuan tentang keguruan dan ilmu
pendidikan serta pengalaman lapangan di dunia pendidikan secara langsung. Melalui
pengalaman tersebut seorang guru diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan
memperhatikan kondisi lapangan yang sesungguhnya dan mengamati perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan adanya tuntutan
seperti itu, maka perguruan tinggi yang memiliki program kependidikan harus
menciptakan calon-calon guru sebaik mungkin. Perguruan tinggi harus menyiapkan
calon-calon guru yang kompeten dibidangnya. Kompetensi di sini adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati dan dikuasai oleh guru yang siap pakai sesuai dengan tuntutan zaman.
Program pengalaman lapangan yang dikenal
sebgaia PPL merupakan salah satu kegiatan UPI agar para mahasiswa (praktikan)
mendapat pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan. Sehingga jika
mahasiswa telah lulus dari UPI mahasiswa siap menjadi seorang tenaga pendidik
yang dibekali oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik
di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh tanggung jawab (Panduan PPL,
2011:2).
Salah satu cara yang dilakukan perguruan tinggi adalah
dengan melaksanakan praktek mengajar bagi calon guru di lapangan. Program
Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah proses belajar
mengajar yang harus diselesaikan oleh seluruh mahasiswa program Kependidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mencoba
menerapkan dan mengaplikasikan segala ilmu dan keterampilan yang telah
mahasiswa dapatkan dalam bangku perkuliahan.
Selain untuk mempraktekkan
teori tentang pembelajaran, PPL juga merupakan sarana untuk menimba pengalaman,
sehingga setelah menyelesaikan pendidikan dari institusi, diharapkan dapat
menjadi calon pengajar yang sekaligus juga menjadi pendidik yang baik dan
bertanggung jawab, berbakti kepada bangsa, negara, dan agama. PPL merupakan
sarana yang paling efektif untuk menimba pengalaman menjadi seorang guru,
karena pada kegiatan PPL sepenuhnya mendapat bimbingan dan penyuluhan dari
guru-guru khususnya guru senior yang sudah berpengalaman.
Untuk menjadi seorang guru
yang baik, tidak akan menempuh jalan lurus tanpa cacat, tetapi untuk menjadi
seorang guru yang baik akan menemukan permasalahan-permasalahan. Begitu pula
yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan PPL banyak sekali ditemukan
permasalahan. Dengan ditemukannya permasalahan-permasalahan bukan berarti bahwa
kegiatan PPL itu telah gagal, tetapi yang perlu diperhatikan bukan tidak
bertemu dengan masalah atau menghindar dari masalah yang sedang dihadapi, akan
tetapi ketika dihadapkan pada suatu permasalahan maka masalah tersebut berusaha
untuk dipecahkan.
Masalah merupakan hal yang tidak bisa
dicegah ataupun dihindari tapi masalah harus kita hadapi karena semua orang
yang sedang dalam suatu perjalanan transisi hidupnya untuk menuju kearah yang
lebih baik pasti akan menemui berbagai masalah. Masalah merupakan sesuatu yang
timbul karena adanya tantangan, adanya kesaingan, ataupun kebingungan kita
terhadap suatu hal fenomena, adanya kemenduaan arti, adanya halangan dan
rintangan, adanya celah baik itu antar kegiatan atau fenomena.
Dalam konteks pencapaian yang telah ditetapkan, PPL
memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis. Kegiatan PPL yang dilakukan
mahasiswa pada hakikatnya melakukan aktivitas belajar dengan bekerja pada suatu
sekolah/lembaga pendidikan tertentu. Mahasiswa dalam melaksanakan PPL, tidak
hanya dituntut menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik yang diperoleh
melalui perkuliahan sesuai dengan tuntutan nyata dalam situasi kerja, tetapi
para mahasiswa juga dituntut untuk mendapat pengalaman mengajar secara
profesional serta mengintegrasikan pengalamannya itu ke dalam pola perilaku
dirinya sebagai pribadi yang efektif dan produktif. Dengan PPL, mahasiswa
diharapkan dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan oleh setiap program
studinya masing-masing.
Program Pengalaman
Lapangan (PPL) semester ganjil
tahun ajaran 2014/2015 Universitas Pendidikan Indonesia dilaksanakan pada bulan
September 2014 sampai dengan Desember 2014. Dimana lokasi PPL tersebar di
sekolah-sekolah lanjutan di Bandung dan diluar
Bandung. Salah satu
diantaranya adalah SMK Negeri 1 Kuningan
yang dijadikan tempat PPL.
Dalam pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) ini, praktikan ditempatkan di SMK Negeri 1 Kuningan,
yang berada di Jl. Sukamulya-Cigugur, Kuningan. Selama melaksanakan kegiatan
praktik kependidikan ini mulai dari awal hingga akhir kegiatan, tentunya banyak
kendala serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh praktikan. Untuk itu
praktikan merumuskan permasalahan-permasalahan tersebut selama di SMK Negeri 1
Kuningan sebagai berikut :
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu
bentuk penjabaran atau perluasan dari kurikulum operasional GBHP. Seorang
praktikan diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebelum melaksanakan penampilan lapangan. RPP yang dibuat akan membantu
pendidik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) merupakan beberapa rangkaian kegiatan dari persiapan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang efektif dan di dalamnya terkandung program
yang terperinci sehingga tujuan yang akan dicapai untuk menentukan keberhasilan
proses belajar mengajar sudah terumuskan dengan jelas.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan
skenario seorang pendidik dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Sebelum mulai mengajar para praktikan
diwajibkan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan
sebagai pegangan dasar dalam mengajar sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar dan keberhasilannya dapat diukur.
Untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), seorang guru harus mengacu pada standar
kompetensi tertentu yang telah diatur oleh Dinas Pendidikan sehingga kompetensi
yang diperoleh siswa pada jenjang tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan
dalam Kurikulum 2013. Selain itu, penyusunannya pun
telah diatur dalam format tertentu yang memuat banyak aspek antara lain:
·
Kompetensi Inti;
·
Kompetensi dasar dan Indikator;
·
Tujuan;
·
Materi pembelajaran;
·
Model, pendekatan dan metode
pembelajaran;
·
Langkah-langkah pembelajaran;
·
Alat, media dan sumber
pembelajaran;
·
Penilaian.
Dalam
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada beberapa kendala yang dialami praktikan. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memilih metode pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk
mengikuti pembelajaran yang juga mendukung ketercapaian indikator;
2. Menyiapkan media pembelajaran
yang sesuai dengan metode dan indikator yang telah disusun, serta disesuaikan dengan fasilitas yang ada
dikelas yang akan diajarkan;
3. Kesulitan dalam menyusun evaluasi yang akan diberikan di kelas yaitu
dalam memberikan penilaian yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
serta kemampuan siswa;
4.
Praktikan kadang menemukan kesulitan
dalam menentukan instrumen tes pada siswa agar sesuai dengan standar kompetensi
yang harus dicapai, dan dipahami oleh peserta didik;
5. Menentukan pendekatan, strategi, dan metode
terkadang masih bingung sehingga perlu bimbingan dengan guru pamong;
6. Pencapaian target kemampuan siswa dalam menyerap
materi yang telah dirumuskan dalam tujuan yang telah dibuat;
7. Kesulitan merencanakan alokasi waktu untuk menyampaikan setiap pokok
bahasan ataupun sub bahasan agar tersampaikan dengan baik dalam proses pembelajaran
di kelas dan tepat waktu;
8. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman praktikan
dalam hal penyusunan bahan pembelajaran.
9. Pada saat pertama datang ke SMKN 1 Kuningan diberi pengarahan
tentang pembuatan RPP. RPP yang diberikan masih belum tepat struktur dan format
penyusunannya. Namun praktikan mencoba membuat RPP dengan struktur dan format
yang diberikan, yang sbeenarnya praktika masih merasa kebingungan harus mengacu
kepada RPP yang mana.
10.
Seminggu
sebelum ujian PPL, guru pamong praktikan di SMKN 1 Kuningan mendapat pelatihan dari Dinas
Pendidikan untuk pengarhan dan penerapan sistem kurikulum 2013 (RPP,
Sintak,Metode pembelajaran). Praktikan dan rekan praktikan seperjuangan lainnya
merasa kelberatan jika harus merombak dari awal RPP yang telah dibuat (Praktikan
sudah membuat dari RPP lebih dari 10). Maka dari itu guru pamong hanya
memberikan tugas untuk membuat 1 contoh RPP berdasarkan kurikulum 2013 dan
mengacu pada sintak pembelajaran kurikulum 2013 yang sudah berlaku.
11.
RPP
ujian yang harus diserahkan pada saat ujian PPL mengacu pada kurikulum 2013.
Praktikan memustuskan untuk mengikuti format yang diberikan guru pamong yang
sudah mengikuti penataran kurikulum 2013. Karena guru pamong praktikan seedang
mengikuti penataran di Kota Cianjur dan kurang bisa untuk melakukan bimbingan
yang intensif. Praktikan merasa bingung namun tetap berusaha menyesuaikan RPP
kurikulum 2013 untuk bisa diterapkan di RPP ujian dan RPP lainnya yang sudah
dibuat.
B.
Proses Penampilan
Kegiatan pembelajaran yang dilaksananakan praktikan di
dalam kelas salah satunya meliputi penampilan praktikan pada saat menyampaikan
materi ajar pada siswa. Disini praktikan dituntut untuk bisa menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan serta tidak membosankan. Siswa merupakan objek
pembelajaran yang perlu diarahkan serta diberikan motivasi dalam
pelaksanaannya. Karena berdasarkan kurikulum 2013
guru harus membuat siswa menjadi pusat pembelajaran untuk membuat suasana kelas
yang hidup dan terstruktur pembelajarannya. Sebelum pembelajaran dimulai
praktikan sebagai guru harus memeriksa kehadiran atau presensi dari siswa di
kelas. Kemudian cek kebersihan kelas supaya mendukung dalam sistem pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Disini juga praktikan
dituntut untuk dapat melakukan kinerja manajemen kelas yang baik. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai
komunikasikan, dan materi yang dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu
pengetahuan (common text book). Proses penampilan di kelas merupakan pola interaksi
antara guru dan siswa, pada hakekatnya adalah tercipta hubungan multi arah
antar guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Dalam
pelaksanaan PPL, penampilan penulis sebagai seorang guru menjadi salah satu
faktor yang ikut menentukan proses kegiatan belajar mengajar. Pada saat tampil
di depan kelas untuk memberikan materi kepada para siswa dibutuhkan kesiapan
yang matang.
Selama
PPL, penulis mendapatkan tugas untuk menyampaikan materi pada:
1.
Teori Kejuruan
Produktif TPHP (Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian) yaitu pada Mata Pelajaran
Dasar Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan di kelas X TPHP 1 dan X TPHP 2
2.
Mata Pelajaran Produksi
Hasil Nabati di Kelas XI TPHP 1 dan XI TPHP 2
3.
Teori kejuruan
produktif kelas XII TPHP 1 dan XII TPHP 2
Adapun
jadwal mengajar selama PPL di SMK Negeri 1 Kuningan adalah sebagai berikut:
Hari
|
Jam
|
Keterangan
|
Senin
|
·
07.00-07.45
·
07.50-12.00
|
·
Upacara Bendera
·
Piket Guru
|
Selasa
|
·
07.00 – 10.00
·
10.15 – 14.45
|
·
Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) kelas X TPHP 2
·
KBM kelas X TPHP 1
|
Rabu
|
·
07.00 – 14.00
|
·
KBM Bahasa Inggris di
SMKN 1 KUNINGAN kampus Cigintung (Kelas XII Agronomi 1 dan 2)
|
Kamis
|
·
08.30 – 11.00
·
11.00 – 14.45
|
·
KBM kelas XI TPHP 1
·
KBM kelas XI TPHP 2
|
Jumat
|
·
07.00-12.00
|
·
Piket Guru dan Piket
perpustakaan
|
Sabtu
|
·
07.00 – 10.00
·
10.15 – 14.45
|
·
KBM kelas XII TPHP 2
·
KBM kelas XII TPHP 1
|
Sebagai
calon pendidik, praktikan berusaha menjadi teladan budi pekerti yang baik bagi
anak didiknya. Praktek keprofesian di kependidikan sangat dibutuhkan bagi calon
pendidik sebagai bekal untuk melatih penguasaan ilmu serta untuk melatih emosi
dalam menghadapi anak didiknya di kemudian hari sebagai calon generasi penerus
bapak dan ibu guru di sekolah.
Pada awal pelaksanaan PPL, praktikan banyak mendapatkan kesulitan. Hal ini
disebabkan kegiatan PPL merupakan kegiatan mengajar siswa yang pertama kali
dilaksanakan oleh praktikan. Suasana kelas yang
gaduh dan keadaan siswa yang masih kurang bisa diatur. Praktikan berusaha untuk menguasai kelas, ketika siswa membuat
gaduh di dalam
kelas.
Dalam melakukan pembelajaran dikelas, pada
awal pertemuan praktikan PPL melakukan pengajaran di kelas X,
XI, XII TPHP, masing-masing kelas TPHP ada dua kelas. Selanjutnya praktikan melakukan
kegiatan praktik mengajar di kelas X, XI dan XII TPHP. Kegiatan praktikan di
SMKN 1 KUNINGAN terbilang cukup padat, karena dalam 1 tim hanya 4 praktikan dan
harus membantu guru pamong dalam kegiatan belajar mengajar. Kelas X dan XI
sudah menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas untuk XII menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk kelas X praktikan mengajar tentang
dasar pengolahan hasil pertanian. Kemudian untuk kelas XI praktikan mengajar
tentang produksi hasil nabati dan untuk kelas XII praktikan mengajar tentang
teknik pengolahan hasil pertanian.
Kesulitan
yang dihadapi oleh Praktikan pada saat proses belajar mengajar di kelas antara
lain sebagai berikut :
1. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas merupakan serangkaian
kegiatan guru yang bertujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal. Pada awal
pertemuan Praktikan berkesempatan untuk melakukan observasi guna mengetahui
kondisi dan karakter tiap kelas yang akan dijadikan latihan belajar mengajar.
Tetapi Pada awal penampilan meskipun
didampingi guru pamong, namun praktikan sempat mengalami kesulitan dalam penguasaan kelas, mulai
dari menertibkan kelas, menarik perhatian siswa, menjalin komunikasi dengan
siswa dan memberikan materi kepada siswa.
2.
Kesulitan membagi
perhatian kepada seluruh siswa secara merata.
Siswa
merupakan objek yang perlu diberi perhatian dan pengarahan dengan baik. Namun
praktikan cukup kesulitan untuk memberikan perhatian kepada seluruh siswa
karena banyaknya jumlah siswa pada setiap kelasnya.
3.
Sosialisasi dengan
siswa
Untuk
sosialisasi dengan siswa, praktikan menghadapi kesulitan karena untuk pertama
kalinya berinteraksi dengan siswa. Nama – nama siswa yang banyak dan baru
pertama kalinya berinteraksi dengan siswa menjadi kendala. Namun seiring dengan
berjalannya waktu praktikan sudah bisa mulai beradaptasi.
4. Alat/Bahan/Sumber
Belajar
Media yang digunakan sudah sesuai dengan tuntutan standar
kompetensi, indikator, dan kondisi kelas. Namun, dalam pelaksanaanya media
kurang begitu digunakan secara optimal. Bahkan, sumber belajar yang terbatas di SMK Negeri 1
Kuningan cukup menyulitkan praktikan untuk memberikan materi yang maksimal, itu
disebabkan karena modul di SMK Negeri 1 Kuningan masih terbatas, dan sumber
belajar di internet pun demikian.
5. Mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
Proses KBM
akan dikatakan sukses apabila terdapat interaksi dua arah antara guru dengan
siswa. Kondisi yang dihadapi selama
PPL di SMK Negeri 1 Kuningan, memiliki
karakter yang berbeda-beda
pada setiap kelasnya. Contohnya ketika praktikan mengajar
di kelas X lebih mudah menguasai kelas dan menjalin komunikasi dengan siswa
dibandingkan mengajar di kelas XI atau XII, yang kondisi kelas dan siswa nya sangat
berbeda, dikarenakan kelas XI dan XII sudah mulai berani dan tidak malu untuk
menegur praktikan ketika ada materi yang kurang tepat untuk disampaikan.
Sehingga, membuat mental praktikan teruji dan menjadi pengalaman dan pelajaran
untuk praktikan.
6.
Emosi
praktikan dan siswa
Seorang guru harus mempelajari kondisi
psikologi siswa yang sedang dijadikan objek pembelajaran baginya. Praktikan
menemukan perbedaan yang menonjol disetiap jenjang kelas pada saat kegiatan
belajar mengajar. Untuk kelas X, kondisi sifat siswa cenderung masih bisa
dikelola oleh praktikan. Sikap patuh dan disiplin untuk kelas X masih sangat
baik, namun hanya sedikit manja dan masih perlu bimbingan yang intensif dari
praktikan. Terkadang praktikan merasa cukup lelah dan harus bersabar untuk
menghadapi kelas X untuk saat pembelajaran dan yang terutama pada saat
praktikum. Karena pengetahuan dan pengalaman kelas X yang masih minim menjadi
suatu tantangan untuk melatih emosi kesabaran praktikan. Namun praktikan
menilai kelas X emosinya ternilai baik.
Kemudian untuk kelas XI praktikan menemukan kecenderungan sikap yang berbeda.
Yaitu kelas XI sudah bermunculan sikap pemalas, lebih cenderung mementingkan
ekstrakulikuler, dan sikap pembangkang. Praktikan terkadang merasa jenuh dan
marah ketika sikap yang seperti itu bermunculan. Merasa siswa sulit diatur maka
praktikan berusahan meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas dan selalu
disiplin unutk saat pembelajaran.
SND
7. Pengaturan
volume suara
Untuk
mencapai interaksi belajar mengajar tentu perlu adanya komunikasi yang jelas
antara guru (pengajar) dengan siswa (pelajar), sehingga terpadunya dua kegiatan
belajar yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran. Beberapa jenis
komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi yang dinamis
antara guru dengan siswa, diantaranya komunikasi banyak arah atau komunikasi
sebagai transaksi. Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi
dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Proses belajar mengajar pada
pola komunikasi ini mengarah
kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,
sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Terkadang suara siswa yang banyak mengalahkan suarau guru yang hanya
satu orang, praktikan kesulitan ketika sedang menerangkan materi, ketika ada
topik yang menarik siswa langsung ramai membicarakan topik tersebut, sehingga
menyulitkan guru untuk melanjutkan materi ajarnya lagi.
Berbicara di
depan kelas untuk menyampaikan suatu materi pelajaran sangat berbeda dengan
berbicara di forum diskusi atau forum lainnya, selain itu kondisi dan karakter
ruang serta tempat yang berbeda memiliki kecenderungan untuk melakukan
penyesuaian dalam menentukan intensitas dan tingkat intonasi rendah dan
tingginya suara. Audien dalam hal ini adalah siswa, turut memberikan andil
dalam pengaturan intonasi. Masalah volume suara sering dialami pada jam akhir.
Pengaturan suara pada suasana yang tidak kondusif akan berbeda dengan keadaan
yang tenang dan tertib, kondisi itulah yang kemudian dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
Praktikan yang tidak memiliki suara cukup keras akan seolah berteriak-teriak
padahal kenyataanya tidak demikian walau demikian tetap saja suara praktikan belum dapat
terdengar oleh seluruh siswa.
C.
Bimbingan Belajar / Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidik dalam hal ini guru yang baik harus aktif di
segala bidang bukan hanya dalam bidang akademik saja tetapi di luar akademik
pun guru harus aktif. Dewasa ini perkembangan dunia pendidik yang pesat
mendorong sekolah untuk berprestasi dalam berbagai bidang baik akademik maupun
non akademik, atas dorongan tersebut pihak sekolah memberikan kemudahan serta
menyediakan fasilitas bagi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Siswa diberikan
fasilitas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Khusunya di SMK Negeri
1 Kuningan, selama PPL di sana penulis dapat melihat bahwa sekolah benar-benar
memberikan ruang bagi perkembangan potensi siswanya. Banyak kegiatan
ekstrakurikuler yang diadakan, seringnya pihak sekolah mendorong siswanya untuk
mengikuti berbagai lomba baik itu akademik maupun non akademik.
Praktikan berusahan berperan secara maksimal dalam kegiatan ekstrakurikuler, meskipun praktikan mempunyai jadwal yang
cukup padat untuk mengajar. Tetapi beberapa kali praktikan rutin mengikuti atau
membimbing kegiatan ekstrakurikuler ketika ada waktu luang. Praktikan menghadiri
kegiatan pramuka di hari jum’at, ekstrakulikuler ini diikuti oleh kelas X dan
XI SMK Negeri 1 Kuningan. Kemudian praktik memberi pelatihan bahasa inggris
kepada mereka yang ingin mempunyai kemampuan lebih berbahasa inggris.
Kegiatan
ekstrakurikuler yang terdapat di SMK Negeri 1 Kuningan adalah sebagai berikut:
1.
Pramuka
2.
PMR
3.
Futsal
4.
Gamelan
5.
Padus
6.
Marching
Band
7.
Pecinta
Alam
8.
Remaja
Masjid
9.
Bima
Suci
Paskibra adalah ekstrakulikuler yang sering praktikan ikuti dibandingkan
dengan ekstrakulikuler yang lain. Karena praktikan mempunyai pengalaman pernah
mengikuti paskibra dan menjadi pengibar bendera pusaka. Praktikan tak hentinya
memberikan semnagta dan motivasi kepada anggota paskibra, bahwasannya apa yang
mereka lakukan sekarang akan ada hasilnya di kemudian hari. Karena sikap
disiplin dan tegas yang dididik di paskibra akan berdampak pada pribadi sendiri
yang terlihat tegas dan berani.
Pada saat PPL mahasiswa dituntut untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler tersebut, akan tetapi ada
beberapa masalah diantaranya adalah kurang
koordinasi dan keterbatasan waktu
yang dimiliki oleh praktikan, di mana praktikan harus lebih konsentrasi
dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran.
D.
Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah
Kegiatan lain yang
praktikan ikuti selain apa yang diuraikan sebelumnya adalah partisipasi
langsung praktikan terhadap kegiatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Mengikuti
kegiatan upacara bendera setiap hari senin pagi yang rutin dilaksanakan dan
wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswi, praktikan Program Pengalaman Latihan (PPL)
dan guru di SMK Negeri 1 Kuningan.
2.
Melaksanakan
piket guru
Piket merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan untuk menunjang
terlaksananya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Praktikan mendapat jadwal
piket pada hari Senin, dari pukul 07.00 –
12.00 WIB. Adapun yang harus dilakukan oleh guru piket adalah:
·
Menindak
siswa yang terlambat datang ke sekolah
·
Merekapitulasi
data siswa yang melakukan pelanggaran.
·
Melayani
siswa, membuat surat ijin masuk karena datang terlambat, maupun membuat surat
ijin keluar atau ada kepentingan lain.
·
Menerima
tamu yang mempunyai kepentingan terhadap sekolah, siswa, maupun guru.
·
Mengawasi
kelas yang kosong (gurunya tidak datang atau belum datang) supaya siswa tidak
ribut.
·
Dan
beberapa tugas teknis lainnya yang bersifat kondisional yang sekiranya dapat
dilakukan untuk mendukung kelancaran aktivitas belajar mengajar.
3.
Menggantikan
guru yang tidak hadir.
4.
Memberikan
Bimbingan Konseling kepada siswa yang bermasalah.
5.
Memberikan
bimbingan dan ikut serta dalam ekstrakulikuler Paskibra, dan marching band.
6.
Mengajar
di SMK Negeri 1 Kuningan Kampus Cigintung di kelas XII Agronomi 1 dan 2.
Praktikan diberi kesempatan oleh guru bahasa inggris untuk mengembangkan
kemampuan bahasa inggris dan mengajar siswa kelas XII.
E.
Proses Bimbingan
Proses bimbingan adalah proses yang dilakukan antara
praktikan dengan dosen Pembimbing yang ditetapkan oleh Divisi P2JK Program
Pengalaman Lapangan (PPL), Guru Pamong yang ada di sekolah ketika mengalami
kendala atau kesulitan dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Proses
bimbingan ini juga sangat penting terhadap keberhasilan program PPL yang
dilaksanakan, karena dengan adanya bimbingan dan pengarahan menjadi sebuah
masukan bagi praktikan dalam pelaksanaan program PPL tersebut.
1. Guru
Pamong PPL
Selama proses bimbingan dengan Guru Pamong PPL, yaitu Bapak Drs.
Tatang Sastrawijaya Putra tidak ada hambatan atau masalah yang berarti. Hal ini karena koordinasi dan
proses komunikasi dengan Guru
Pamong PPL terjalin
sangat baik dan saling terbuka dengan praktikan. Adapun hambatan yang dirasakan
oleh praktikan pada awal pembuatan RPP yang tidak sesuai dengan RPP pihak
sekolah oleh karena itu Guru Pamong PPL menyarankan untuk
membuat RPP sesuai dengan yang ada disekolah. Selain itu, Guru Pamong PPL selalu membimbing dan mengarahkan praktikan mulai dari
pembuatan RPP sampai pada penampilan mengajar praktikan seperti cara menghadapi siswa saat pengajaran.
Mendapat guru pamong PPL yang tegas dan aktif dalam setiap event pembelajaran yang bertujuan untuk
mendapatkan kelayakan sistem KBM untuk siswa/I TPHP SMKN 1 Kuningan, praktikan
merasa beruntung. Namun praktikan merasa kebingungan pada saat seminggu sebelum
Ujian PPL guru pamong memberikan format
RPP kurikulum 2013 yang terbaru. Sementara itu guru pamong PPL tidak ada
disekolah selama seminggu sebelum ujian PPL. Konsultasi dan bimbingan mulai
terhambat, namun praktikan berusaha menyelesaikan seluruh administrasi untuk
ujian PPL sendiri.
Lancarnya
proses bimbingan yang dilakukan dengan Guru Pamong PPL ini tidak terlepas dari sikap
responsif dan keterbukaan dari Guru Pamong PPL dalam hal menanggapi pendapat praktikan dan dalam memberikan saran-saran
kepada praktikan. Dari proses
bimbingan tersebut banyak masukan yang diterima praktikan selama menjalankan
proses PPL diantaranya:
a. Konsultasi penyusunan perangkat administrasi.
b. Konsultasi penyusunan RPP.
c. Konsultasi pembuatan media pembelajaran siswa.
d. Konsultasi pembuatan soal
ulangan.
e. Konsultasi penilaian siswa.
f. Konsultasi tentang penjadwalan pelaksanaan ujian
PPL.
g. Konsultasi tentang permasalahan yang ada di kelas.
2. Dosen
Pembimbing PPL.
Dosen
Pembimbing PPL adalah dosen pembimbing dari pihak Universitas. Proses bimbingan
dengan Dosen Pembimbing yaitu Ibu Dr. Sri Handayani, M.Pd. tidak terlalu intensif.
Hal ini terjadi karena jarak antara Bandung - Kuningan yang sangat jauh menjadi
penghambat, oleh karena itu bimbingan dilakukan menggunakan alat komunikasi
handphone, ataupun bimbingan melalui email. Proses bimbingan dengan dosen tetap
PPL terkadang agak sulit untuk mencari waktu yang tepat. Namun, dosen tetap PPL
tetap berusaha untuk meluangkan waktunya dalam melaksanakan proses bimbingan
kepada praktikan secara optimal. Dengan itu, bimbingan tetap berjalan lancar
sampai Dosen Pembimbing melakukan monev dan sampai ujian PPL berlangsung.
3. Supervisor
Adalah
seseorang yang bertanggung jawab atas keberadaan mahasiswa praktikan di suatu
sekolah. Proses bimbingan dengan
supervisor hanya diawal pertemuan saja untuk membahas masalah teknis
pelaksanaan PPL. Beliau tidak hanya
mengurus mahasiswa praktikan di satu sekolah, tetapi di beberapa sekolah,
sehingga kemungkinan untuk bertemu beliau sangat kecil, dengan demikian jelas
mengetahui tentang tugas beliau akan terhambat.
BAB
II
FAKTOR
PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Banyak
sekali faktor-faktor penyebab permasalahan yang dihadapi ketika pembuatan RPP
di SMK Negeri 1 Kuningan. Permasalahan tersebut diantaranya karena
kekurangsiapan antara teori yang diperoleh praktikan selama di kampus dengan di
lapangan, ataupun antara teori dengan kenyataan. Kesulitan ini terutama dalam
hal administrasi atau tata cara pengembangan penyusunan RPP. Faktor lain yang
menyebabkan masalah yang berkenaan dengan penyususunan skenario pembelajaran
adalah kurangnya kemampuan dalam
perkiraan waktu sehingga terkadang tidak sesuai dengan skernario selain faktor
tersebut, terdapat faktor lain yang menghambat praktikan dalam menyusun RPP
adalah sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam menentukan metode, pendekatan dan
model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan setiap kelas mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga
diperlukan sebuah perlakuan khusus dengan memilih metode dan pembelajaran yang
berbeda-beda. Masalah bertambah lagi ketika beberapa metode yang telah
diketahui penulis dari perkuliahan terkadang tidak sesuai ketika diterapkan di
kelas.
2.
Kurangnya
kemampuan dalam perkiraan alokasi waktu sehingga terkadang tidak sesuai dengan
skenario yang telah direncanakan, sehingga terkadang membuat praktikan harus
bekerjaran dengan waktu yang disediakan agar materi yang akan disampaikan
terpenuhi atau terkadang waktu pelajaran belum habis tetapi praktikan sudah
kehabisan materi ajar, sehingga praktikan harus pintar-pintar menyiasatinya
dengan memberikan motivasi, cerita pengalaman praktikan.
3.
Karena
situasi dan karakter kelas berbeda-beda, praktikan mengalami sedikit kendala
dalam memilih strategi dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karekter siswa dalam kelas tersebut. Perbedaan tersebut terlihat ketika
praktikan mengajar kelas X dengan kelas XI dan XII, jika kelas X praktikan
tidak terlalu sulit untuk menguasai kelas, sebaliknya berbeda dengan kondisi
kelas XI dan XII praktikan cukup kesulitan menguasai kelas.
4
Karakteristik dan
kondisi kelas yang bervariatif menyebabkan praktikan kesulitan dalam menentukan
metode dan media belajar. Karena setiap kelas memiliki karakter kelas yang
berbeda, ada yang mudah untuk dikendalikan dan ada juga yang sulit untuk
dikendalikan membuat praktikan kesulitan menentukan metode dan media pada saat
pengajaran di kelas. Disini dilatih kestabilan emosi dari praktikan dan melatih
kemampuan praktikan untuk mengelola suasana kelas supaya tercipta kenyamanan
dan kebahagiaan disamping keseriusan belajar. Karena siswa cenderung bosan dan
mengantuk jika diberi pelajaran yang serius dan monoton. Praktikan perlu
melatih softskill dan berfikir metode yang baik untu pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5.
Kurangnya pengalaman dan masih perlu banyak belajar dalam menyusun
rencana pembelajaran dengan metode yang sesuai dan efektif sesuai dengan
kompetensi yang diajarkan.
Hal ini disebabkan penulis belum memiliki banyak
pengalaman dalam melakukan pembelajaran di kelas dan belum dapat menyesuaikan
dengan kegiatan mengajar selama 1 semester di SMK Negeri 1 Kuningan sehingga
belum tahu berapa banyak waktu yang efektif yang dapat digunakan.
B.
Proses Penampilan
Adapun
beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab dari masalah di dalam proses
penampilan yang dialami oleh praktikan diantaranya:
1. Faktor
dari praktikan
·
Keterampilan
Keterampilan praktikan dalam
menguasai kelas dan menguasai materi sangat penting sekali. Hal yang dialami
praktikan selama ini dalam proses penampilan di dalam kelas adalah keterampilan
mengelola kelas yang masih kurang. Praktikan terkadang sulit menghentikan
siswa-siswa yang mengobrol atau ribut ketika proses belajar mengajar sedang
berlangsung. Oleh karena itu kemampuan praktikan dalam
menguasai kelas harus terus diperbaiki, khususnya pada saat jam terakhir
pelajaran.
·
Motivasi
Motivasi praktikan
selama kegiatan PPL ini mengalami pasang surut. Terkadang praktikan merasa
sangat semangat tetapi kadang merasa kurang semangat. Banyak faktor yang
menyebabkan praktikan kurang semangat baik itu dari faktor internal praktikan
sendiri maupun dari faktor eksternal. Dari internal yaitu motivasi mengajar
dari praktikan sendiri yang terkadang naik turun. Sedangkan faktor eksternal
misalnya yang berhubungan dengan lingkungan sekolah atau yang lainnya.
·
Pengalaman
Kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh praktikan dalam
berhadapan dengan siswa di dalam kelas, sehingga pada penampilan pertama kali
di depan siswa praktikan sedikit gugup, terkadang juga banyak materi yang lupa
tersampaikan, sehingga materi tidak tersampaikan dengan maksimal.
2.
Faktor Siswa
-
Selain faktor dari praktikan,
salah satu penyebab munculnya masalah adalah dari siswa. Ada beberapa siswa
kurang menghargai praktikan yang menurut mereka masih muda dengan jarak umur
yang tidak begitu jauh. Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan siswa di dalam
kelas pun cenderung kurang terkondisikan dan ada diantara mereka yang bersikap
manja pada praktikan. Kesulitan dalam
menghadapi sikap siswa yang membuat kegaduhan di kelas. hal ini terjadi karena
praktikan sebagai guru pengganti. Di kelas ini praktikan belum mengenal karakter
siswa sehingga metode yang sering diajarkan adalah ekspositiri.
-
Pada
hal menyampaikan materi, praktikan kesulitan dalam memberikan
ilustrasi/contoh-contoh yang dapat mempermudah penyerapan materi oleh siswa.
Kesulitan ini karena pengetahuan praktikan yang terbatas, dan seringkali
mengambil contoh/ilustrasi yang hanya terpaku dari satu buku sumber. Kurang sesuainya praktek
dengan RPP, kadang-kadang apa yang sudah
direncanakan dalam RPP, tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar karena banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya karena
kekurangaktifan siswa sebagaimana yang diharapkan.
-
Pembelajaran secara berkelompok
dirasa kurang efektif sehingga dibutuhkan waktu untuk mengulang pembelajaran.
Hal ini disebabkan kurangnya rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan yang menyebakan perbedaan yang mencolok anatar siswa yang sudah
mengerti dan siswa yang belum mengerti.
C.
Bimbingan
Belajar/Ekstrakurikuler
Kurang
maksimalnya praktikan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, lebih didasari
oleh padatnya kegiatan akademik yang dilakukan praktikan dalam melaksanakan
kegiatan PPL dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh praktikan. Namun beberapa kali praktikan mengikuti dan membimbing
kegiatan ekstakurikuler seperti Pramuka yang kebetulan jadwalnya tidak bentrok
dengan kegiatan akademik di sekolah dan tidak mengganggu jadwal praktikan saat
mengajar.
Berkaitan dengan
masalah yang dialami praktikan, dapat dikemukakan faktor penyebab timbulnya
masalah-masalah tersebut, yaitu:
1. Kendala waktu praktikan dengan jadwal
ekstrakurikuler menjadi kendala utama.
2. Kurangnya berkoordinasi dengan para pengurus ektrakurikuler.
3. Keterbatasan kemampuan yang
dimiliki praktikan sehingga tidak semua kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan aktif.
D.
Partisipasi Dalam
Kehidupan Sekolah
Di SMK Negeri
1 Kuningan, praktikan tidak memiliki ruangan
khusus PPL. Praktikan menyebar karena sudah ditugaskan
masing-masing individu, ada yang di ruang BK, ada yang bertugas piket, ada yang bertugas di tempat produksi
roti, dan juga ada yang mengajar.
Dalam rangka
berpartisipasi terhadap segala kegiatan sekolah, praktikan secara otomatis pada
saat melakukan praktek menjadi bagian yang tidak terpisah dengan komponen
sekolah lainnya, hanya saja ada kesulitan-kesulitan anntara lain:
1. Upacara Bendera
Upacara
bendera dilaksanakan setiap hari senin dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai. Peserta
upacara yaitu para siswa, para guru dan staf, termasuk praktikan PPL dari UPI. Tidak
ada permasalahan yang berarti pada saat mengikuti jadwal upacara. Praktikan
sudah bisa menyesuaikan mengikuti upacara bendera.
2. Piket
Utama
Permasalahan
yang terjadi pada piket utama biasanya praktikan malas berada di tempat piket
yaitu di ruang guru, biasanya praktikan perempuan, sehingga piket utama
biasanya dipindahkan ke ruang BK karena agar bisa mengobrol dengan praktikan
lain. Tidak adanya charger laptop di
ruang guru untuk mengerjakan tugas
pokok di SMKN 1 Kuningan. Maka dari itu praktikan lebih memilih piket di
ruangan BK sambil mengerjakan tugas lainnya.
E. Proses Bimbingan
1. Guru Pamong PPL
Praktikan
merasa tidak menemukan faktor penghambat yang berarti dalam proses bimbingan
dengan Guru Pamong, karena Guru Pamong sangat membantu praktikan dalam
pembangunan dan pengembangan kemampuan dan kepercayaan diri praktikan dan
selalu memberikan kritikan yang bersifat membangun dan masukan yang dapat
meningkatkan kemapuan dari praktikan itu sendiri.
Diberi
guru pamong yang cukup tegas dan rajin, membuat praktikan mencontoh apa yang
diperkenalkan dan dieperbuat beliau. Dari sikap yang dicerminkan oleh beliau
kepada siswa. Kemudian cara bersosialisasi dengan siswa, cara mengajar guru di
kelas. Dalam kelas maupun luar kelas guru pamong memberikan contoh sikap
disiplin yang tinggi. Sehingga melatih praktikan mempunyai sikap yang
sedemikian rupa. Ini merupakan pelajaran berharga yang praktikan dapat dari
seorang guru pamong.
2. Dosen Pembimbing PPL
Faktor
penyebab terhambatnya bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL tidak terlalu
intensif. Hal ini terjadi karena jarak antara Bandung - Kuningan yang sangat
jauh menjadi penghambat, oleh karena itu bimbingan dilakukan menggunakan alat
komunikasi handphone, ataupun bimbingan melalui email. Dengan itu, bimbingan
tetap berjalan lancer sampai Dosen Pembimbing melakukan monev dan sampai ujian
PPL berlangsung.
3.
Dengan Supervisor
Proses bimbingan dengan supervisor hanya diawal pertemuan
saja untuk membahas masalah teknis pelaksanaan PPL.
Beliau tidak hanya mengurus mahasiswa praktikan di satu sekolah, tetapi di
beberapa sekolah, sehingga kemungkinan untuk bertemu beliau sangat kecil,
dengan demikian jelas mengetahui tentang tugas beliau akan terhambat.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Didalam menghadapi setiap permasalahan, praktikan selalu
berupaya secara optimal dalam memecahkan masalah. Adapun upaya penanggulangan
masalah yang dilakukan praktikan diantaranya :
A.
Penyusunan Rencana
Pembelajaran
Penulis telah mengungkapkan permasalahan
yang muncul dalam penyusunan RPP pada bab sebelumnya. Upaya yang penulis
lakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengkonsultasikan dengan dosen
luar biasa dan berdiskusi dengan teman sesame praktikan se-jurusan mengenai
materi dan RPP sebelum penampilan di kelas, maupun mengenai metode yang tepat
untuk diberikan kepada siswa. Dengan demikian masalah yang dihadapi dapat
teratasi dengan baik. Dengan berkonsultasi pada dosen luar biasa, penulis lebih
tahu bagaimana kondisi siswa di setiap kelasnya, sehingga baik itu metode
maupun alat evaluasi yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi kelas.
Selain itu dengan melakukan
banyak bimbingan kepada dosen luar biasa, penulis pun jadi tahu alokasi waktu
yang tepat, kapan beberapa pokok bahasan harus diberikan sekaligus, dan
sebagainya sehingga semua materi dapat disampaikan seluruhnya dengan tepat
waktu.
Maka dari itu praktikan mengambil
tindakan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam penyususnan RPP seperti:
1.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu dengan cara melakukan konsultasi dengan
guru pamong PPL baik sebelum proses penampilan kelas maupun setelah penampilan
kelas. Dari sanalah praktikan dapat mengambil evaluasi bagaimana cara
menyususun RPP yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
2.
Jika ada perubahan yang tiba-tiba seperti penyesuaian materi dan waktu
yang tersedia, praktikan berupaya memilih media yang tepat dan efektif serta
didukung dengan alat bantu seperti media pembelajaran sehingga dapat membantu
dan mempermudah praktikan dalam menyampaikan bahan ajar.
3.
Selalu melakukan komunikasi dan diskusi dengan rekan praktikan yang lain
dalam bertukar ide dan informasi dalam memilih media dan strategi mengajar, dan
bertukar pengalaman tentang kondisi dan karakter kelas.
B.
Proses
Penampilan
Beberapa faktor
penyebab munculnya masalah/kesulitan dalam proses penampilan praktikan di kelas
adalah sebagai berikut:
1.
Kemampuan
Membuka Pelajaran
Dalam
membuka pembelajaran, praktikan sering mengalami gangguan, misalnya ketika guru
praktikan masuk kelas belum semuanya siswa masuk kelas dan ketika guru mulai
membuka pelajaran ada siswa yang baru masuk, sehingga menyebabkan terganggunya
pembelajaran. Hal ini sangat mengganggu konsentrasi praktikan, sehingga ada
beberapa hal di awal pembelajaran tidak tersampaikan.
2.
Sikap
Praktikan Dalam Proses Pembelajaran
a.
Pengaturan
Tempo Berbicara
Praktikan terkadang menerangkan materi terlalu cepat, hal ini disebabkan
praktikan alokasi waktu yang terkadang tidak mencukupi sedangkan materi yang
harus disampaikan masih banyak.
Terkadang juga sebaliknya praktikan terlalu cepat menyampaikan materi,
sementara materi yang diajarkan sedikit sehingga durasi waktu banyak tersisa
dan praktikan kebingungan dengan pengajaran apalagi yang harus disampaikan.
b.
Bahasa
Dalam menyampaikan suatu materi, terkadang bahasa yang digunakan sering
kali tidak dimengerti oleh siswa. Hal ini disebabkan karena praktikan terbiasa
melakukan presentasi kuliah di kampus dengan
sesama teman mahasiswa maupun dosen sehingga bahasa yang digunakan terlalu
tinggi apabila bahasa tersebut digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa dan tidak akan tepat sasaran serta tidak komunikatif. Apalagi dalam pelajaran TPHP banyak istilah-istilah yang
asing yang mungkin baru dijumpai siswa di SMK Negeri 1 Kuningan. Campuran
bahasa Sunda dan bahasa Indonesia juga sering menjadi kendala praktikan,
terkadang praktikan nyaman menggunakan bahasa Sunda dan kadang juga diselingi
dengan bahasa Indonesia.
c.
Komunikasi
dengan siswa
Komunikasi dalam penyampaian materi kadang-kadang
bersifat satu arah atau tidak ada umpan balik (feed back) dari siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya siswa
menguasai materi yang diajarkan, baik itu dikarenakan kurang membaca maupun
kurangnya keaktifan siswa selama proses KBM. Dalam kurikulum 2013 seharusnya siswa lebih aktif dan guru
hanya memberikan sedikit materi lalu siswa harus menggali lebih jauh, tetapi
kenyataannya terbalik dengan yang praktikan alami pada saat pengajaran di
kelas.
d.
Penguasaan
Materi Pelajaran
Dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa SMK,
praktikan mengalami kesulitan ketika menyampaikan suatu materi atau konsep
dalam bentuk penggambaran atau ilustrasi. Sehingga konsep-konsep yang diajarkan
kepada siswa sering susah dimengerti oleh siswa.
e.
Implementasi
Langkah-Langkah Pembelajaran (Skenario)
Langkah-langkah pembelajarn yang telah disusun dalam RPP sering tidak
sesuai ketika dalam pembelajaran, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya pengaturan alokasi waktu yang kurang cermat, sumber belajar yang kurang karena mata pelajaran TPHP masih
kurang atau jarang ditemukan di buku dan di internet.
f.
Pengelolaan
Kelas
Pada saat pelajaran akan di mulai, guru harus dapat menguasai kelas.
Tetapi terkadang hal tersebut sulit untuk dilakukan
karena kurangnya kewibawaan praktikan dengan guru mata pelajaran tetapnya di
mata para siswa mengakibatkan penguasaan kelas menjadi kurang terkontrol bahkan
mengakibatkan kejenuhan dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Terkadang juga sering keinginan siswa selalu guru praktikan
turuti, contohnya siswa meminta untuk pulang cepat, padahal belum waktunya.
g.
Media
Pembelajran
Praktikan kurang dapat mengelola media pembelajaran, sehingga media yang
ada tidak bisa dimanfatkan secara maksimal sebagai sumber belajar. Salah satu contoh praktikan jarang menggunakan white board,
praktikan lebih fokus dengan power point.
h.
Evaluasi
Evaluasi pembelajaran
sering tidak terlaksana karena waktu yang telah habis. Hal ini terjadi karena
kurang cermatnya praktikan dalam mengelola waktu selama pembelajaran. Seperti yang telah disebutkan di
pengelolaan kelas juga, siswa sering meminta pulang sehingga evaluasi tidak
dapat dilaksanakan.
i.
Kemampuan
Menutup Pembelajaran
Menutup
pelajaran biasanya sering praktikan lakukan dengan membaca doa terlebihh
dahulu, akan tetapi ada kalanya praktikan tidak sempat menutup pembelajaran
karena waktu telah habis dan siswa ingin cepat-cepat pulang.
C.
Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Penyebab utama yang
menyebabkan praktikan merasa sulit untuk mengikuti beberapa kegiatan
ekstrakurikuler adalah:
1.
Kendala
waktu praktikan dengan jadwal ekstrakurikuler menjadi kendala utama yang
dirasakan oleh praktikan.
2.
Kurangnya berkoordinasi dengan para pengurus
ektrakurikuler, sehingga kurang tau
jadwal ekstrakurukulier yang bisa disesuaikan dengan jadwal praktikan.
3.
Keterbatasan
kemampuan yang dimiliki praktikan sehingga tidak semua kegiatan ekstrakurikuler dapat berperan aktif.
D.
Partisipasi
Dalam Kehidupan Sekolah
Selama
mengikuti program Pelatihan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Kuningan,
praktikan bisa mengikuti dengan baik. Permasalahan yang muncul sehubungan dengan partisipasi dalam kegiatan
sekolah ditanggulangi praktikan dengan cara:
1. Selalu
berusaha mematuhi segala peraturan yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah.
2. Melaksanakan
tugas dengan baik salah satunya melaksanakan tugas harian KBM.
3. Selalu
berusaha menjaga nama baik Universitas dan nama baik diri sendiri dengan
bersikap sopan dan santun.
4. Berusaha
bersosialisasi dan selalu menjalin komunikasi dengan setiap warga sekolah dan
rekan praktikan yang lain.
E.
Proses
Bimbingan
Adapun upaya penanggulangan masalah yang dihadapi oleh
praktikan mengenai proses bimbingan, yakni :
1. Guru
Pamong
Guru pamong sudah
memberikan kuasa sepenuhnya kepada praktikan untuk mengajar. Namun praktikan
merasa kurang mendapat evaluasi tentang presentasi praktikan mengajar di kelas.
Hasilnya praktikan lebih aktif bertanya kepada guru pamong dan secara rutin
selalu dilakukan untuk meminimalisir ketidaktahuan praktikan akan hal yang
tidak umum. Selain itu praktikan meminta evaluasi perencanaan, penampilan dari Guru
Pamong sehingga praktikan dapat mengatur dan memilih media yang menarik dan
efektif untuk selanjutnya diterapkan pada pengajaran berikutnya.
Ketidaksesuaian yang
diinginkan guru pamong dan kondisi serta situasi praktikan mengajar di kelas
karena beberapa faktor misalnya: siswa, media pembelajaran, alokasi waktu dan
kebisaan praktikan dalam menguasai materi pelajaran.
2. Dosen
Pembimbing
Mengoptimalkan waktu bimbingan dan waktu luang untuk
melakukan konsultasi dengan Dosen Pembimbing. Dikarenakan jarak yang jauh
praktikan bimbingan hanya melalui media komunikasi handphone ataupun terkadang
menggunakan email.
3. Supervisor
Melaksanakan amanah
yang diberikan supervisor dengan sebaik-baiknya, menjaga nama baik Universitas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan PPL yang dilaksanakan oleh praktikan di SMK Negeri 1
Kuningan secara keseluruhan dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Banyak
pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan PPL ini yang dapat dipetik sebagai
bekal dalam menghadapi dunia kerja kelak. Pengalaman ini diperoleh dari guru,
karyawan, siswa dan rekan-rekan PPL lainnya.
Mesikpun dalam
pelaksaan PPL ini terkadang menghadapai kendala tnamun kendala ini tidak
dijadikan alasan sebagai ketidaksuksesan praktikan dalam pelaksanaan PPL.
Kendala tersebut dijadikan pelajaran berharga agar ketika praktikan menghadapi
masalah yang sama bahkan lebih besar praktikan dapat menghadapinya dengan
tenang. Dengan demikian praktikan dapat
melaksanakan dan mengembangkan teori-teori yang didapat selama menjalani
perkuliahan.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program yang
bertujuan untuk memberikan bekal pengalaman langsung dari situasi dan kondisi
yang sebenarnya. PPL merupakan media pengembangan kemampuan mengajar seorang
calon pendidik dan salah satu upaya yang akan memberikan manfaat dalam
pembentukan dasar-dasar keguruan bagi calon tenaga yang profesional sehingga
PPL yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kuningan sangat berguna bagi
praktikan.
Namun dalam pelaksanaan praktek program Pengalaman
Lapangan ini praktikan tidak jarang menemui kesulitan dan hambatan, akan tetapi
dengan adanya bimbingan dan pihak-pihak yang bersangkutan banyak membantu
menyelesaikan masalah dan hambatan yang dialami oleh praktikan dan segera
teratasi. Dari masalah-masalah yang muncul itu maka praktikan bisa mengambil
hikmah dan dijadikan pelajaran untuk selanjutnya agar lebih siap dan mengetahui
cara yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut apabila nanti sudah
benar-benar menjadi seorang guru.
Praktikan dapat menyimpulkan hasil program latihan profesi
di SMK Negeri 1 Kuningan ini diantaranya :
v Program
Pengalaman Lapangan (PPL) memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi
mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai calon pendidik dikemudian
hari untuk menambah jam terbang mendidik dan mengajar yang bermanfaat menambah
pengalaman dan wawasan secara langsung di lapangan kepada praktikan. Melalui
Program Pengalaman Lapangan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu kependidikan
yang selama ini telah didapat di universitas.
v Bimbingan
dan arahan yang diberikan oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing sangat
menunjang pembangunan dan pengembangan diri untuk menjadi seorang guru yang
memiliki kapabilitas dan dedikasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan.
v SMK
Negeri 1 Kuningan sangat mendukung keberhasilan praktikan dalam melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah diprogramkan oleh UPI. Dengan
didukung oleh guru-guru SMK Negeri 1 Kuningan.
Untuk menghasilkan output
yang berkualitas dalam pendidikan diperlukan kerjasama dari semua pihak yang
bersangkutan. Input yang masuk harus
diolah dengan proses yang optimal dimulai dari interaksi dan koordinasi yang
baik dan kooperatif antara para tenaga fungsional kependidikan, tenaga
struktural kependidikan, sarana dan prasarana, orang tua siswa, dan semua pihak
yang terkait dengan dunia kependidikan itu sendiri. Elemen-elemen yang terlihat
kecil namun begitu penting dalam proses pembelajaran yaitu seperti pendekatan
psikologis terhadap siswa, penyelenggaraan kegiatan belajar yang menyenangkan
harus mendapatkan perhatian lebih.
B. Saran
Selain masalah yang dapat ditanggulangi, masih banyak permasalahan lain yang perlu diperbaiki. Hal itu merupakan saran yang ditujukan kepada:
1. Pihak Universitas
Ø
Hubungan kerjasama
dengan pihak sekolah perlu ditingkatkan, agar terjalin silaturahmi yang kuat
dan terus berlanjut, karena kemungkinan tahun depan SMK Negeri 1 Kuningan akan
dipakai kembali sebagai tempat PPL khususnya Program Studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri FPTK UPI.
Ø
Mengontrol
keberadaan dan aktivitas praktikan PPL dan melakukan komunikasi yang
berkelanjutan dengan pihak sekolah.
Ø Memberikan
penghargaan kepada pihak sekolah atas kerjasamanya selama ini, karena dengan
begitu pihak sekolah akan merasa bangga dan nama Universitas lebih dikenal
lagi, karena sebagian siswa masih ada yang tidak tahu Universitas Pendidikan
Indonesia.
Ø Lebih
terorganisir lagi dalam mendata sekolah mana yang bersedia bekerjasama dalam
penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL) beserta data jelas kapasitas
yang diperlukannya sehingga dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan teknis
dalam penempatan Praktikan PPL.
2. Pihak Sekolah
Ø Pembimbingan
dilakukan dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam pembelajaran.
Ø Selalu
menjaga dan terus meningkatkan lagi komunikasi yang telah terjalin baik antara
Universitas Pendidikan Indonesia dengan SMK Negeri 1 Kuningan
Ø Perbaikan
sarana dan prasarana sekolah semoga bisa dilakukan dengan cepat dan lancar
sehingga proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah lainnya dapat berjalan
dengan lancar seperti semula
Ø Peningkatan
disiplin perlu dilakukan agar kegiatan Belajar Mengajar dan kegiatan sekolah
lainnya bisa berjalan dengan lebih efektif
3. Praktikan
Ø
Persiapkanlah diri lebih baik lagi dari hari ke hari agar kegiatan PPL
dapat berjalan dengan lancar dengan hasil yang terbaik.
Ø Jangan sungkan-sungkan untuk mengkonsultasikan setiap
permasalahan yang berhubungan dengan pembuatan RPP, penampilan di kelas, dll
kepada dosen luar biasa dan dosen tetap untuk meminimalisasi kesulitan selama
pelaksanaan PLP.
Ø Ikuti setiap arahan yang diberikan oleh supervisor
dan pihak sekolah.
Ø
Praktikan hendaknya memiliki keterampilan dalam segi penguasaan materi,
RPP, penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang variatif, penguasaan
kelas serta hal lain yang berhubungan dengan proses KBM.
Ø
Praktikan harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar
lebih mudah serta memperoleh kelancaran dalam pelaksanaan PPL.
Ø
Jaga nama baik almamater UPI dan bersikap kooperatiflah dengan berbagai
pihak guna menunjang kegiatan PPL agar berjalan lancar.
Ø
Ikutilah kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah untuk
menambah pengalaman yang berharga dan kedekatan dengan civitas akademika
sekolah dengan cara terlibat langsung pada kegiatan di luar pengajaran yang
berlangsung di sekolah, seperti pelaksanaan piket, serta aktif dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Ø
Lebih mengeksplorasi
diri lagi dan selalu mempersiapkan diri dengan maksimal baik dalam
mempersiapkan materi, media dan penampilan fisik sebelum mengajar.
Ø
Selalu melakukan
pendekatan individual terhadap siswa agar proses belajar mengajar dapat terjadi
dengan lancar karena kita tidak hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga
sebagai pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pendidikan Indonesia.
(2014). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Kependidikan dan Tenaga
Pendidik. Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian (P2JK) Direktorat
Akademik.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
|
|
Gambar 1. Praktikum Membuat Sirup Mahkota Dewa
|
|
|
|
Gambar 2. Kegiatan Belajar Mengajar Di Kelas
|
|
|
|
Gambar 4. Bimbingan Ekstrakulikuler Paskibra
|
|
|
|
Gambar 5. Bimbingan
Ekstrakulikuler Marching Band
|
|
|
|
Gambar 6. Latihan Ekstrakulikuler Paskibra
|
|
|
|
Gambar 7. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Marching Band
|
|
|
|
Gambar 8. Praktikum
Pembuatan Pikel
|
|
|
|
Gambar 9. Praktikum
Membuat Pikel
|
|
|
|
Gambar 10. Produksi Roti Esemka
|
|
|
|
Gambar 11. Siswa Kelas 12
Agronomi 2 (Mengajar Bahasa Inggris)
|
|
|
|
Gambar 12. Piket Produksi Roti Esemka
|
|
|
|
Gambar 13. Perayaan Lebaran
Idul Adha
|
|
|
|
Gambar 14. Perayaan Lebaran
Idul Adha
|
|
|
|
Gambar 15.
Diskusi Hasil Pengolahan Buah - Buahan
|
|
|
|
Gambar 16.
Praktikum Pembuatan Dodol
|
|
|
|
Gambar 17.
Praktikum Pembuatan Dodol
|
|
|
|
Gambar
18. Praktikum Pembuatan Bandeng
Presto
|
|
|
|
Gambar 19.
Latihan Ekstrakulikuler Pramuka
|
No comments:
Post a Comment