.

Pendidikan Teknologi Agroindustri 2011 UPI - TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN 2016 INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Greeting

Monday 26 January 2015

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGAWASAN MUTU SUSU PASTEURISASI DI PT. AGRONESIA BMC (BAB1&2)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Susu merupakan bahan makanan yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah bagi binatang yang menyusui yang baru lahir, dimana susu merupakan satu – satunya sumber makanan pemberi kehidupan segera sesudah kelahiran (Muchtadi, 2011).

Sebagai bahan pangan air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya sebagai satu kesatuan, maupun dari bagian – bagiannya. Banyak sekali problema – problema yang dihadapi dalam pengolahan, penyimpanan dan penggunaan air susu. Problema – problema tersebut dapat dipecahkan terutama bila kita mengetahui secara mendalam susunan kimianya dan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perubahannya.
            Pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah  pemasaran dan transportasi. Pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya ilmu bidang teknologi pangan. Dengan demikian akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini merupakan langkah yang sangat tepat untuk mengimbangi laju permintaan pasar. Berbagai jenis produk susu yang sudah dikenal oleh masyarakat diantaranya susu pasteurisasi, susu UHT (Ultra High Temperature), yoghurt, kefir, dan lain – lain.
            Secara garis besar pengujian mutu susu terdiri dari pengujian secara fisik, kimia dan biologi. Pengujian secara fisik terdiri dari uji organoleptik (bau, rasa dan warna) dan uji berat jenis susu. Sedangkan pengujian secara kimia dilakukan untuk mengetahui sifat kimiawi susu meliputi pH, keasaman, komposisi susu (kadar protein, gula, lemak, air), uji alkohol, uji pemalsuan, derajat keasaman (pH), uji kadar lemak dan uji derajat brix. Pengujian secara biologi dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri dalam susu.
            Produk olahan susu yang diproduksi oleh PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale ( BMC) adalah susu pasteurisasi, yoghurt, kefir, dan es krim. Susu pasteurisasi dibuat dengan menggunakan mesin otomatis dan semi otomatis dengan metode HTST (High Temperature Short Time) dengan suhu 85oC selama 15 detik. Produk susu pasteurisasi dikemas dengan menggunakan prepack dan cup dengan rasa manis, vanilla, chocolate, strawberry, pisang, mangga, mocca, dan coffee. Produk yang dihasilkan langsung dipasarkan ke konsumen industri untuk extra fooding pegawai café, dan ritail. Produk yang akan dijadikan sebagai objek praktek kerja industri dalam laporan praktek kerja industri adalah susu pasteurisasi.
Industri pengolahan susu merupakan salah satu industri yang berkembang dengan baik. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari perubahan gaya hidup masa kini. Saat ini, produk susu sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Masyarakat semakin menyadari pentingnya kesehatan dengan meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan. Gaya hidup yang serba sibuk di kota – kota besar ikut mendorong orang – orang dewasa untuk mengonsumsi susu sebagai makanan pelengkap, sehingga paradigma susu hanya untuk anak – anak pun bergeser (Sunyoto, 2006).
            Susu dan produk olahannya merupakan produk pangan yang banyak disukai dan jumlah produksi lokalnya masih terbatas. Berdasarkan data Badan Pusat dan Statistik, produksi susu nasional pada tahun 2009 adalah sebesar 19,2 juta liter, dengan nilai Rp. 59,5 miliar, dan produksi tersebut baru bisa memenuhi sekitar 20% dari total kebutuhan domestik. Sehingga perlu adanya peningkatan produksi susu nasional serta industri – industri yang memproduksi produk – produk olahan salah satunya adalah Perseroan Terbatas (PT) Agronesia Bandoengsche Melk Centrale ( BMC) Departemen Milk Processing.
            Faktor yang menjadi fokus perhatian dalam perdagangan komoditi pangan adalah aspek keamanan pangan dan mutu produk pangan. Kedua hal tersebut penting karena menentukan daya saing produk baik dalam perdagangan domestik maupun internasional. Pengawasan mutu dalam industri pangan memegang peranan penting karena memungkinkan produsen menghasilkan produk yang bermutu.
            Salah satu produk yang dimiliki PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC)  yaitu susu pasteurisasi. Mutu susu pasteurisasi yang diproduksi pastinya harus memiliki mutu yang baik, sesuai dengan standar yang dimiliki PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) Departemen Milk Processing. Istilah mutu sendiri menurut Danim (2007 : 53) mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC)  Departemen Milk Processing selalu mengadakan pengawasan terhadap produk susu bantal (pre pack) dan milk cup agar selalu terjaga mutunya.

1.2.      Tujuan
Tujuan dari praktik kerja industri ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis guna menyusun laporan praktik kerja industri. Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan praktik kerja industri yang dilaksanakan di PT. Agronesia adalah sebagai berikut :
a.     Mempelajari pengawasan mutu produk susu pasteurisasi PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC).
b.     Mempelajari tahapan-tahapan pengawasan mutu produksi susu pasteurisasi PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC).

1.3.      Ruang Lingkup
            Fokus utama dalam kegiatan praktik kerja industri kerja ini adalah semua faktor yang berkaitan dengan mutu produk pada pengolahan susu pasteurisasi PT. Agronesia, Meliputi :


a.              Bahan Baku
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja industri terhadap pengawasan mutu bahan baku yang masuk untuk proses produksi susu pasteurisasi di PT. Agronesia
b.             Proses Produksi
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja industri terhadap pengawasan mutu saat proses produksi susu pasteurisasi di PT. Agronesia
c.              Produk Akhir
Dilakukan pengamatan dan praktik kerja industri terhadap pengawasan mutu produk akhir susu pasteurisasi di PT. Agronesia

1.4.      Manfaat
1.4.1   Manfaat Bagi Mahasiswa
1)   Menerapkan ilmu yang telah didapat dan dipelajari di kampus dengan    praktik kerja langsung di lapangan.
2)   Mahasiswa dapat memberi jawaban dengan mencoba mempraktikkan pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah
3)   Mendapatkan pengalaman di suatu perusahaan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
1.4.2   Manfaat Bagi Perusahaan.
1)   Untuk memberikan alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi perusahaan   sesuai ilmu yang didapat mahasiswa serta kemampuan yang dimiliki.
2)   Dapat menjalin kerja sama antara Universitas dan Instansi Perusahaan.
1.4.3   Manfaat Bagi Universitas.
1)   Untuk memenuhi program kurikulum yang ditentukan.
2)   Mendidik mahasiswa berdisiplin dalam mengerjakan tugasnya.
3)   Untuk mendapatkan informasi dan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam pelaksanaan praktik kerja industri.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan  
Tidak banyak yang tahu bahwa BMC merupakan kepanjangan dari Bandoengsche Melk Centrale. BMC merupakan Divisi Industri Makanan dan minuman dari PT. Agronesia sepanjang perjalananya BMC melalui beberapa periode yaitu :
Periode Sebelum 1945
Pada bulan Maret 1903, sebuah kapal Perancis yang bernama “La Seyne” mendarat di Pelabuhan Tanjungpriok dengan mengangkut 20 orang Broer yang berasal dari Afrika Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa orang-orang Broer ini yang mendirikan Bandoengsche Melk Centrale di Bandung, sebagai tempat pengolahan produksi susu yang dihasilkan dari peternakan mereka di Pangalengan dan Lembang. Fasilitas bangunan pengolahan susu ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang Belanda akan susu (dan berbagai macam produk olahan susu lainnya) setiap hari. Karena itu diperkirakan bahwa BMC didirikan sekitar tahun 1935.
Sejak awal berdirinya, BMC merupakan satu-satunya koperasi dan pusat pengolahan susu pertama di Bandung. Menurut catatan Haryanto Kunto, pada tahun 1938 terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan produksi 13.000 liter susu per hari. Semua hasil produksi susu tersebut ditampung oleh Bandoengsche Melk Centrale untuk diolah (dipasteurisasi dan dikemas) sebelum disalurkan kepada para pelanggan didalam maupun diluar kota Bandung.
Berdasarkan sejarah kepemilikan, diketahui bahwa pemilik pertama bangunan BMC dengan melihat persil tanah nomor 1713 dan 1714 berdasarkan pengukuran tanah tanggal 18 Juni 1932 (Jl. Aceh No. 30 sekarang) adalah Louis Hirschland. Ia bersama Van Zijl adalah pemilik peternakan sapi.

Periode 1945 – 1998
Setelah Indonesia merdeka kemudian dengan berdasarkan UU No. 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC dilimpahkan kepada Kodam Siliwangi, yang dua tahun kemudian diserahkan kepada Departemen Peternakan.
Pada Tahun 1965 pengelolaan BMC diserahkan kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat, sesuai dengan Keputusan Mendagri No.1 Tahun 1965. Pada pelaksanaannya, pengelola langsung BMC adalah PD Kerta Sari Mamin melalui salah satu unit usahanya yaitu unit Pusat Susu Bandung
Periode 1999 – 2000
Pada Tahun 1999 Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1999, tentang peleburan Perusahaan – perusahaan Daerah Tingkat I Jawa Barat dari 10 Perusahaan Daerah menjadi hanya 3 Perusahaan Daerah, yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa Barat yang bergerak dibidang industri perkaretan, industri makanan dan minuman dan industri lainnya. Dimana BMC (Industri Makanan dan Minuman) adalah merupakan salah satu Unit dari pada PD. Industri Propinsi Jawa Barat tersebut.
Periode Juni 2002 – sekarang
PT. Agronesia adalah merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Jawa Barat yang dalam perkembangannya terbentuk melalui peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 4 tahun 2002, tentang peleburan Bentuk Badan Hukum dari Perusahaan Daerah Industri Propinsi Jawa Barat menjadi Perseroan Terbatas (PT) tanggal 12 April 2002 yang telah diundangkan dalam lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2002 No. 8 seri D.
Selanjutnya dengan Akta Notaris Poppy Kuntari Sutresna, S.H.M. Hum, di kota Bandung tanggal tanggal 17 Juni 2002 nomor 8 telah didirikan sebagai Badan Hukum Perseroan Terbatas dengan nama PT. Agronesia, kemudian pada tanggal 10 Juli 2002 Akta Notaris ini disahkan dengan surat keputusan Menteri Kehakiman & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-12614 HT.01.01 Tahun 2002.
Perusahaan PD Industri Prov. Jawa Barat berubah bentuk hukum menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. AGRONESIA yang didirikan pada tanggal 17 Juni 2002 melalui SK Menteri Kehakiman RI no. Y.A 7/6/25 Tgl 22-3-1982 juncto No. C.87-HT.03.01 Th 1990 Tgl 8-10-1990 serta Akta Notaris Popy Kuntari Sutresna, SH,M Hum no.8 Thn 2002. Berdasarkan peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat PT. Agronesia dibentuk dengan tujuan :
a. Menyelenggarakan usaha-usaha agro industri dan industri pengolahan didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.
b. Turut serta mendorong pertumbuhan perekonomian kerakyatan di daerah – daerah.
c. Memberikan kontribusi yang memadai bagi pendapatan asli daerah.
d. Meningkatkan daya saing perusahaan daerah untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi nasional maupun global.
e. Memperluas wilayah usaha.
Divisi usaha PT. AGRONESIA :
1. Industri Teknik Karet dengan merk dagang “Inkaba”
2. Industri Plastik dengan merk dagang “Agroplas”
3. Industri Es dengan merk dagang “Saripetojo”
4. Industri Makanan Minuman dengan merk dagang “BMC”

2.2  Visi, Misi dan Tema Perusahaan
Visi
Dengan Azas – azas profesionalisme PT. AGRONESIA berdaya saing tinggi serta menjadi andalan pendapatan asli daerah dan stake holders lainya dalam era globalisasi’’
Misi
1.      Total Customer Satisfaction
Total Customer Care, Total Customer Service, Total Customer Friendly.
2.      Good Corporate Governance (GCG)
3.      Iklim yang Kondusif (Favourable)
4.      Local Content
5.      IPTEK serta R & D
6.      Good House Keeping (5 R)
7.      Corporate Social Responsibility (CSR)

Tema Perusahaan :
Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan kinerja dan efisiensi total.
Gambar di bawah merupakan logo dari perusahaan PT.Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC)
 








Sumber : PT.Agronesia Divisi BMC
Gambar 2.1
Logo Perusahaan Divisi BMC

2.3 Lokasi dan Letak Perusahaan
PT. Agronesia Divisi Industri Makanan Minuman (BMC) terletak di Jl. Aceh No. 30 Kecamatan Sumur Batu, Bandung 40177. Luas area pabrik BMC sekitar 8000 m2, terdiri dari outlet, dapur, gudang, gedung Departemen Milk Processing, Departemen Bakery dan Cathering, gedung kantor pusat, serta tempat parkir. Sedangkan untuk Departemen Milk Processing memiliki luas 890 m2 yang terdiri dari ruang penerimaan susu, ruang produksi susu, laboratorium, ruang fermentasi yoghurt dan kefir, ruang ice bank, cool storage produk jadi, ruang produksi non cup, ruang packaging cup, ruang filling cup, dan ruang kantor. Denah lokasi PT. Agronesia Divisi Industri Makanan Minuman (BMC) secara lebih lengkap ditunjukkan pada Lampiran 4.
Batas wilayah PT. Agronesia Divisi Industri Makanan Minuman (BMC):
Sebelah Timur                      : Jalan Aceh
Sebelah Selatan                    : Masjid Al- Ukhuwah
Sebelah Barat                       : Pemukiman penduduk
Sebelah Utara                       : Pemukiman penduduk.

2.4  Struktur Organisasi Perusahaan
Dahulu perusahaan susu Bandoengsche Melk Centrale (BMC) merupakan suatu perusahaan milik pemerintah daerah Jawa Barat (BUMD) sehingga menganut beberapa peraturan serta hak dan kewajiban yang dimilki oleh pegawai negeri atau pegawai yang bekerja di kantor pemerintahan. Misalnya, dilakukan penggolongan kerja atas  dasar jabatan, pangkat, lama kerja, keahlian, dan lain-lain. Penggolongan tersebut terdiri atas Golongan I – IV, ruang A – E dan Grade 1 – 14. Penggolongan tersebut berpengaruh terhadap penggajian, jabatan, lingkup kerja dan lingkup kekuasaan terhadap bawahan. Semakin kecil golongan, maka semakin tinggi pangkat atau jabatan serta penghasilan yang diperoleh.
            Sejak tanggal 12 April 2001 melalui Perda No. 4 tahun 2002 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat tahun 2002 nomor seri D, perusahaan ini telah diubah bentuknya menjadi perusahaan Perseroan Terbatas.
            Susunan organisasi untuk menjalankan kegiatan usaha maka PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman (BMC) disahkan oleh pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 4 tahun 2002.
            Jumlah tenaga kerja di BMC secara keseluruhan merata dari jenjang pendidikan SMA sampai S1 keatas dengan jumlah ± 200 orang yang terdiri dari pengelola, staf dan beberapa orang sebagai pegawai tetap yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Sedangkan tenaga kerja di Departemen Milk Processing terdiri atas 20 karyawan yang terdiri atas 1 orang menajer, 2 orang asisten manajer, 1 orang laboran, 1 orang bagian utility, 11 orang bagian produksi, dan 3 orang bagian gudang. Tenaga kerja di perusahaan ini sendiri terbagi atas tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak. Kontrak yang dijalani pekerja umumnya 1 tahun, namun ada tindak lanjut yang dilakukan perusahaan terhadap tenaga kerja tersebut yaitu dengan mengangkatnya menjadi tenaga kerja tetap atau dilakukan pemberhentian.
            Pembagian jam kerja di BMC Departemen Milk Processing untuk staf kantor adalah hari Senin sampai Sabtu dari jam 08.00-16.00. Bagian produksi susu milk cup bekerja dari pukul 10.30-18.00, bagian produksi es krim, yoghurt dan kefir bekerja pada jam 09.00-16.30, bagian pasteurisasi (PHE) dan laboran bekerja jam 08.00-15.30. Waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00 dan waktu lembur bila kegiatan produksi belum selesai.
            Untuk meningkatan kinerja para tenaga kerja, BMC memgadakan kegiatan pelatihan dan up grading yang dilakukan tiap bulan pada berbagai sektor dan divisi yang ada sehingga hasil kerja dari pekerja terus berubah bertambah baik dan meningkat. Jadwal pengaturan pelatihan dan up grading yang dilakukan disusun oleh bagian umum. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap bulan untuk berbagai hal, seperti bimbingan teknik kesehatan kerja, pelatihan norma kerja, sosialisasi peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Safety, Healthy Food and Hygiene Sanitation dan Strategi pemasaran. BMC juga mengikuti pelatihan yang diadakan instansi pemerintah maupun swasta melalui wakil perusahaan yang kemudian disebarluaskan kepada seluruh tenaga kerja di Pelatihan yang diikuti antara lain pelatihan Good Manufacturing Practice (GMP), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
            BMC juga sangat memperhatikan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Perusahaan mewajibkan karyawannya menggunakan peralatan atau perlengkapan sesuai sektor produksi masing-masing dan mematuhi peraturan K3 yang berlaku di perusahaan.Perusahaan juga tenaga kerja dilindungi oleh jaminan pemeliharaan kesehatan dan JAMSOSTEK. Pemberian tunjangan serta berbagai bentuk cuti diberikan kepada setiap tenaga kerja.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap jenjang yang ada pada ruang lingkupnya, untuk melaksanakan kegiatan agar tercapai tujuan yang telah digariskan. Suatu kriteria penting untuk mengukur dan menetapkan baiknya organisasi apabila ditinjau dari pengendalian intern bahwa organisasi tersebut harus secara jelas mengatur pembagian tugas berdasarkan wewenang dan tugas yang telah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dan tata cara kerjanya divisi BMC PT.Agronesia Bandung merupakan struktur organisasi berbentuk garis dan staff yang dapat dilihat pada lampiran 2.

2.5 Deskripsi Jabatan
Adanya Job description dalam suatu perusahaan sangatlah penting karena akan terdapat pemisahan tugas dan wewenang antara pimpinan dan bawahan. Dibawah ini penulis hanya menguraikan Job description PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) saja sehubungan penulis di tempatkan pada divisi BMC, adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
a. Menetapkan kebijakan dalam perencanaan strategis perusahaan baik jangka pendek, menengah dan panjang yang menyangkut aspek Pemasaran, Pengembangan, Administrasi dan Keuangan.
b. Melakukan dan menjaga jaringan hubungan keluar untuk mendapatkan peluang dan informasi.
c. Mentransformasikan informasi kepada para Direktur baik lisan maupun tulisan.
d. Melakukan kerjasama dengan pihak lain yang berkaitan dengan usaha pengembangan perusahaan.
e. Menyusun dan memberikan laporan kepada RUPS melalui jajaran komisaris mengenai pengembangan perusahaan dan mempertanggungjawabkan atas segala tindakan manajemen yang dilakukan perusahaan.
2. Direktur Administrasi dan Keuangan
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan dalam program pengembangan perusahaan dibagian Administrasi dan Keuangan.
b. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi kepada satuan kerja dibawahnya dengan disertai pengawasan melekat.
c. Mewakili Direktur Utama dalam melaksanakan perjanjian-perjanjian dengan pihak lain di bagian Administrasi dan Keuangan serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
d. Mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada satuan kerja di bawahnya apabila diperlukan, yang disertai dengan pengawasan melekat.
e. Menyusun dan memberikan laporan, serta mempertanggungjawabkan atas segala tindakan manajemen yang dilakukan kepada Direktur Utama.
3. General Manager Pemasaran
a. Merencanakan pengendalian pelaksanaan, oprasional perusahaan di lingkungan divisi/industri makanan dan minuman yang terdiri dari Departement marketing, admin&keuangan, department outlet.
b. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan oprasional di semua department terkait.
c. Membuat perencanan dan strategi pengelolaan Bandoengsche Melk Centrale (BMC).
d. Melaksanakan oprasional di semua department terkait dengan rencana kerja perusahaan.
e. Membuat laporan kepada Direksi mengenai pelaksanaan pengelolaan Divisi makanan dan minuman.
f. Melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil pelaksanaan oprasional.
g. Membuat kontrak kerjasama dengan instansi lain atas persetujuan prinsip Direktur.
h. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.
4. Manager Pemasaran
a. Merencanakan serta merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran.
b. Mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program pemasaran.
c. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap personil di bagian pemasaran.
d. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
e. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General Manager Pemasaran.
5. Manager Umum
a. Merencanakan serta merumuskan program kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, penginventarisasian aset – aset perusahaan serta pengadaan bagi kebutuhan perusahaan.
b. Mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program pelayanan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor.
c. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap personil di bagian umum.
d. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
e. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan umum serta melaporkannya kepada General Manager.
f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
6. Manager Keuangan
a. Merencanakan dan merumuskan perencanaan kegiatan operasional di Sektor Keuangan yang meliputi kegiatan : Anggaran dan Verifikasi, Akuntansi, dan Perbendaharaan.
b. Mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengevaluasi, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di Sektor Keuangan.
c. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang disertai dengan pengawasan melekat terhadap personil di Sektor Keuangan.
d. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
e. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan di Sektor Keuangan serta melaporkan kepada General Manager.
f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.
7. Manager Sumber Daya Manusia
a. Merencanakan serta merumuskan program kegiatan konpensasi dan administrasi personil, rekruitmen dan penempatan, pelatihan dan pengembangan serta perburuhan dan keselamatan.
b. Mengkoordinasikan serta mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan program Sumber Daya Manusia.
c. Melakukan pembinaan dan memberikan instruksi yang di sertai dengan pengawasan melekat terhadap personil di bagian Sumber Daya Manusia.
d. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.
f. Membuat dan menyusun laporan mengenai kegiatan sumber daya manusia serta melaporkannya kepada General Manager Administrasi dan Keuangan.
g. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.
·         Aspek Kegiatan Perusahaan
Adapun aktivitas perusahaan PT. Agronesia meliputi antara lain :
1. Divisi Inkaba : Divisi tersebut bergerak dalam bidang Industri karet artinya memproduksi barang jadi teknik karet untuk keperluan Industri Pupuk, Industri Timah, Industri Besi Baja, Industri Semen, Perhubungan seperti : Perumka, Rumah Sakit, PDAM, dll.
2. Divisi Pabrik Es Saripetojo : Divisi Pabrik Es ini memproduksi Es Balok untuk keperluan makanan dan minuman yang disalurkan pada para pedagang misalnya : Tukang Es, Rumah makan, Pelelangan ikan, dll.
3. Divisi BMC : Divisi BMC ini bergerak dalam bidang Restoran (Industri makanan dan minuman) juga memproduksi Bakery, yang dijual untuk umum dan menerima pesanan dari luar serta memproduksi susu dalam kemasan.
4. Divisi Inpema : Industri ini bergerak dalam bidang tekstil yaitu memproduksi sarung tenun, kain untuk kebutuhan bahan baju lainnya dengan cara KSO (Kerja Sama Operasional).
Sedangkan aktivitas PT. Agronesia sendiri sebagai kantor pusat diantaranya pada bidang keuangan dan umum. Pada kantor pusat, bidang keuangan kegiatannya adalah mengelola administrasi dan laporan-laporan baik secara bulanan, triwulan, semesteran maupun tahunan yang input laporannya didapat dari unit masing-masing. Adapun pada bidang umum sendiri membuat SK – SK direksi untuk kepentingan kantor pusat dan unit-unit serta menilai kegiatan-kegiatan karyawan kantor pusat sesuai dengan absensinya masing-masing.

2.6  Proses Produksi Perusahaan
Bandoengsche Melk Centrale setiap harinya paling banyak memproduksi susu pasteurisaasi dibandingkan produk lain seperti yogurt, kefir dan eskrim. Berikut adalah uraian mengenai alur proses produksi susu pasteurisasi dengan dua kemasan yakni milk cup  dan pre-pack yang dilakukan di BMC.
Proses produksi susu dapat di lihat di Lampiran 3.

2.7  Produk
Kini PT. Agronesia tidak hanya memproduksi susu pasteurisasi. PT. Agronesia terdiri dari tiga divisi, yaitu: Divisi Barang Teknik Karet (INKABA), Divisi Industri Makanan Minuman (BMC) dan Divisi Industri Es (Saripetojo). Divisi Industri Makanan Minumam (BMC) sendiri terdiri dari beberapa departemen, yakni Departemen Milk Processing, Departemen Bakery, Departemen Cathering, dan Departemen Outlet. Departemen Milk Processing tidak hanya memproduksi susu pasteurisasi saja, namun beberapa produk susu pasteurisasi dan olahan susu lainnya. Produk PT. Agronesia Divisi Industri Makanan Minuman (BMC) Departemen Milk Processing diantaranya yaitu :
1.    Susu pasteurisasi yang terdiri dari susu pasteurisasi tanpa rasa (plain) dan susu pasteurisasi rasa yang bersuhu 2-4°C.
a.       Susu pasteurisasi tanpa rasa (plain) dalam kemasan prepack (¼ liter, ½ liter dan 1 liter) dan cup (160 ml, 180ml, 200ml), yaitu susu hasil proses pasteurisasi yang tanpa ditambahkan bahan tambahan apapun ke dalamnya.
b.      Susu pasteurisasi rasa dalam kemasan prepack dan cup yang terdiri dari susu pasteurisasi strawberry, cokelat, mangga, sirsak, jambu, mocca, kopi, leci dan putih manis, yang merupakan susu hasil pasteurisasi yang diberi bahan tambahan berupa gula, stabilizer, flavor dan pewarna untuk memberikan cita rasa pada produk susu tersebut.
2.    Ice Cream terdapat beberapa rasa, antara lain coklat, vanila dan strawberry. Kemasan ice cream menggunakan cup 1 liter dan 10 liter.
3.    Susu fermentasi, yaitu berupa yoghurt dan kefir berbagai rasa, antara lain stoberry, bluberry, mangga dan leci. Yoghurt dan kefir menggunakan kemasan cup dan botol dengan masing-masing kapasitas 100 ml dan 250 ml.
4.    Simple syrup, yaitu syrup dengan berbagi rasa, antara lain mocca, leci.

2.8  Pemasaran
Produk susu yang dihasilkan oleh BMC Departemen Milk Processing adalah susu pasteurisasi, es krim, yoghurt, kefir, dan simple syrup. Produk-produk ini dipasarkan melalui outlet penjualan yang ada di daerah Bandung dan Jakarta,  di Restoran BMC jalan Aceh no.30, outlet Paris Van Java di Sukajadi, outlet khusus produk BMC di jalan Pasteur dan outlet Artha Gading di Jakarta. Selain itu dipasarkan ke instansi-instansi, industri, rumah sakit atau perorangan.
Produksi yang dilakukan oleh Departemen Milk Processing dilakukan berdasarkan kebutuhan permintaan dari outlet-outlet yang ada dan juga berdasarkan pesanan yang dilakukan beberapa hari sebelumnya melalui bagian marketing. Pesanan biasanya hampir sama yaitu dari instansi, industri dan rumah sakit yang sudah menjadi pelanggan, hanya saja berbeda kuantitas. Terkadang pula pesanan dari luar pelanggan yaitu untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, cathering dan lain-lain. Untuk instansi, industri, dan rumah sakit pesanan biasanya  berupa susu pasteurisasi dalam skala besar.
Pada hari libur, seperti menjelang lebaran atau libur hari besar lainnya maka pesanan akan meningkat cukup signifikan karena kebutuhan terhadap milk product yang juga meningkat. Pengiriman produk yaitu dengan menggunakan sepeda motor untuk skala kecil dan jarak dekat atau mobil khusus untuk skala besar dan jarak jauh. Semua kendaraan dilengkapi dengan lemari pendingin sehingga suhu yang ada tetap rendah dan susu tetap dalam keadaan baik hingga nanti dikonsumsi.

2.9  Sistem Pengelolaan Limbah Perusahaan
Menurut Entjang (2000) bahwa sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Pada prinsipnya usaha sanitasi bertujuan untuk menghilangkan sumber – sumber makanan (Food Presences), tempat perkembangbiakan (Breeding Places) yang sangat dibutuhkan vector dan binatang pengganggu. Sanitasi lingkunganmerupakan upaya pengendalian terhadap faktor – faktor lingkungan fisik manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan atau upaya kesehatan untuk memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk mencuci tangan dalam memelihara dan melindungi kebersihan tangan, menyediakan tempat sampah untuk membuang sampah dalam memelihara kebersihan lingkungan, membangun jamban untuk tempat membuang kotoran dalam memelihara kebersihan lingkungan dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sanitasi dalam suatu pabrik pengolahan makanan dan minuman sangatlah penting karena sangat berpengaruh terhadap kualitas produk akhir, menjaga produk bebas dari kontaminasi mulai dari pengolahan hingga produk akhir. sanitasi mengandung arti kesehatan yang berpangkal dari kesehatan lingkungan yang mencakup lingkungan karyawan dan lingkungan pabrik.
Lingkungan pabrik harus dijaga kebersihannya agar memberikan kenyamanan kerja bagi semua pekerjanya, karena sanitasi lingkungan akan berpengaruh kepada mutu produk yang dihasilkan dan produktifitas kerja. Lingkungan yang kotor akan mengakibatkan turunnya mutu produk yang dihasilkan karena adanya mikroba yang dapat merusak produk terutama produk susu serta olahannya. Oleh karena itu lingkungan pabrik harus dijaga kebersihannya agar memberikan kenyamanan kerja bagi seluruh pekerjanya. Lingkungan pabrik meliputi halaman, gedung, mushola, toilet dan laboratorium.
Semua ruang perusahaan harus dalam keadaan bersih dan rapi, baik di ruang produksi, ruang pengemas, ruang kantor dan ruang lainnya. Kebersihan dan kerapihan dapat meningkatkan daya kerja.
Sistem sanitasi ruangan yang dijalankan PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) menerapkan sanitasi lingkungan sebagai berikut :
1.      Halaman dan bagian luar gedung pabrik harus terpelihara dan bebas sampah, perawatan dilakukan setiap hari
2.      Pencahayaan disemua area terutama ruang produksi dan gudang harus mencukupi
3.      Semua ruangan disapu dan dipel setiap hari
4.      Ventilasi selalu dibersihkan setiap hari agar sirkulasi udara pada sudut ruangan berjalan lancar.
5.      Kondisi lantai dan dinding harus baik dan bersih
6.      Lampu di semua bagian pabrik harus terlindungi untuk mencegah pencemaran
7.      Di dalam ruang filling  tidak terdapat bahan kayu
8.      Pada proses produksi menggunakan sistem perpipaan tertutup bertekanan dan bebas dari kebocoran
9.      Air untuk kegiatan produksi dan non produksi menggunakan sistem perpipaan yang terpisah
10.  Semua bagian dalam pabrik dilengkapi oleh fasilitas kebersihan. Barang – barang “bersih” yang berhubungan dengan produksi harus disimpan terpisah dari barang – barang “kotor” yang tidak berhubungan dengan produksi.
11.  Drainase harus cukup efektif untuk menghilangkan pembersih lantai.
12.  Sarana toilet dan wastafel disediakan dan dilengkapi dengan saranayang memadai (sabun, pengering, tissue dll).
13.  Ruang pengisian milk cup terpisah dari kegiatan operasi lain atau penyimpanan
14.  Semua permukaan dan peralatan yang didalam ruang pengisian milk cup dapat mudah dibersihkan dan disanitasi sesuai jadwal.
15.  Pintu harus selalu dalam keadaan tertutup
16.  Lubang tempat keluarnya produk jadi menggunakan tirai dan mudah dibersihkan.
2.9.1        Penanganan Limbah
Sampah dan limbah akan menjadi sumber kontaminasi dan polusi, karenannya perlu penanganan dengan sanitasi.  Penanganan yang penting dalam industri pangan yaitu penempatan sampah atau limbah yang jauh dari ruang pengolahan (Soewarno, 1990).
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan susu terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kardus – kardus, kemasan cup plastic yang rusak atau bocor. Sedangkan limbah cair adalah residu su yang tercecer, susu yang rusak, produk yang dikembalikan dari pasaran dan air yang digunakan untuk keperluan sanitasi.
Penanganan limbah di PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale (BMC) limbah yang dihasilkan dari proses produksi, terutama dari proses CIP (Cleaning In Place). Limbah cair yang dihasilkan dialirkan menuju bak penampung sebagai tempat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) limbah cair mula – mula akan mengalami proses penyaringan, setelah itu akan dilakukan proses flokuasi dengan penambahan tawas 18% di dalam bak. Hal ini menyebabkan lemak yang terkandung akan mengalami penggumpalan agar mudah dipisahkan untuk lebih baiknya ditambahkan HCL dan NaOH pada air tersebut agar diperoleh nilai pH antara 6,5 – 8,5. Selanjutnya dilakukan proses pengendapan sehingga dihasilkan air dengan kondisi 50% jernih. Untuk endapan bahan padat yang tertinggal diangkut setiap 2 hari sekali oleh petugas pemeliharaan yang selanjutnya dibuang ke TPA oleh petugas dari dinas kota (PT. Agronesia Bandoengsche Melk Centrale, 2014).
Penanganan limbah padat dilakukan dengan cara memasukkan limbah tersebut ke dalam karung – karung plastik dan bak sampah yang kemudian diangkut oleh petugas pembersihan.
Barang buangan atau kotoran selama proses pengolahan dihasilkan hampir setiap tahap proses. Barang buangan atau yang sering disebut limbah tidak boleh terakumulasi atau tinggal dalam ruangan tempat pengolahan makanan, kecuali jika tidak bisa dihindarkan. Harus ada tempat khusus untuk menampung dan mengolah limbah agar hasil buangannya nanti tidak merusak lingkungan. Lebih baik jika limbah ditampung dalam bak yang tertutup rapat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Umumnya cara penanganan limbah yang digunakan tergantung pada :
1.   Ada tidaknya, seberapa jauh (tempatnya), seberapa besar dan jenis dari pabrik penanganan limbah milik kotapraja dalam daerah tersebut
2.   Tingkat penanganan yang diperlukan untuk membuat saluran – saluran yang memadai menuju agen – agen pengatur yang mengawasi pembuangan limbah
3.   Biaya penanganan
4.   Lapangan tanah yang tersedia untuk penanganan dan pembuangan
Sebagian besar limbah pada sisa kotoran dapat disimpan sebagai pengisi tanah, meskipun teknik lain dapat dilakukan seperti dibakar, disebar sebagai lapisan tipis pada tanah yang kosong, dibuat pupuk atau makanan ternak yaitu setelah pemekatan atau pengeringan. Limbah cair dapat dibuang di parit dengan perlakuan pendahuluan misalnya pengeringan, pengaturan pH, penghilangan minyak, pengendapan dan sebagainya (Buckle et al.,  1987).
Limbah pengolahan susu dihasilkan dari pengolahan dan operasi pemindahan susu dari petani ke pabrik pengolah susu. Limbah terdiri atas susu penuh dan susu olah, whey dari produksi keju dan air pencuci. Limbah pengolahan susu segar mempunyai bahan organik terlarut yang tinggi dan bahan tersuspensi yang rendah. Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari susu penuh sekitar 100.000 mg/L (Jenie dan Rahayu, 1993).
Menurut Buckle et al., (1987), pada umumnya cara penanganan limbah yang digunakan tergantung pada :
1.    ada tidaknya, seberapa jauh (tempatnya), seberapa besar dan jenis dari pabrik penanganan limbah milik kota praja dalam daerah tersebut;
2.    tingkat penanganan yang diperlukan untuk membuat saluran-saluran yang memadai menuju agen-agen pengatur yang mengawasi pembuangan limbah;
3.    biaya penanganan;
lapangan tanah yang tersedia untuk penanganan dan pembuangan

9 comments:

  1. Terimakasih atas informasinya, :)

    ReplyDelete
  2. hallo kak, mau tanya untuk prosedur praktek kerja lapang di PT. Agronesa BMC bagaimana ya? terimaksih

    ReplyDelete
  3. hallo ka boleh info prosedur pengajuan proposal dan info kontak pt agronesia bmc?terimakasih ka

    ReplyDelete
    Replies
    1. kontak Bu wiwi (HRD) disana, 022 4232060.
      Prosecutors,
      1. Kita kontak dulu ksana
      2. Tanya apakah bisa memasukan siswa utk magang
      3. Baru masukan proposal

      Delete
  4. Top Casinos Near Harrah's Casino and Council Bluffs
    Find the nearest 양산 출장마사지 casinos and places to 김포 출장샵 play poker and find 과천 출장마사지 the best casinos to stay near Harrah's Casino 경상북도 출장마사지 and Council 천안 출장마사지 Bluffs in Council Bluffs.

    ReplyDelete